Jejak Bripka Arui di Papua, Raih Hoegeng Awards 2024 'Polisi Tapal Batas-Pedalaman'

Jejak Bripka Arui di Papua, Raih Hoegeng Awards 2024 'Polisi Tapal Batas-Pedalaman'

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 12 Jul 2024 21:39 WIB
Jakarta -

Bripka Septinus Arui, Bhabinkamtibmas Kampung Ayambori, Kabupaten Manokwari meraih Hoegeng Awards 2024 kategori Polisi Tapal Batas dan Pedalaman. Dia mengabdikan diri menjadi pengajar sebuah sekolah dasar (SD) terpencil yang tak ada guru.

Penganugerahan Hoegeng Awards 2024 ini digelar di The Tribrata Darmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2024). Penghargaan untuk Bripka Septianus Arui dibacakan oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman, yang juga Dewan Pakar Hoegeng Awards 2024.

Septinus Arui terpilih sebagai Polisi Tapal Batas dan Pedalaman menyisihkan dua nama lain yang masuk 3 besar Hoegeng Awards 2024 kategori ini, yaitu ⁠AKP I Eka Berlin, Kasat Samapta Polres Nunukan, Kalimantan Utara; dan Aipda Wardika, Kanit Tipikor Satreskrim Polres Simeulue.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dewan Pakar Hoegeng Awards 2024 berperan penting dalam pemilihan penerima penghargaan ini. Adapun Dewan Pakar Hoegeng Awards 2024, yaitu Mantan Plt Pimpinan KPK Dr. Mas Achmad Santosa, S.H., LL.M., Anggota Kompolnas Poengky Indarti, S.H., LL.M., Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi. Anggota Komnas HAM Putu Elvina, S.Psi., MM dan Wakil Ketua Komisi III DPR, Dr. Habiburokhman, S.H., M.H.

Bripka Arui Jadi Pengajar di SD yang Ditinggal Guru

detikcom sempat berbincang dengan Bripka Arui mengenai awal mula dia tergerak untuk mengajar di SD Inpres 102 Wasnembri. Dia menceritakan saat itu sedang kunjungan ke Wasnembri, yang merupakan daerah terpencil, melihat anak-anak kampung tidak sekolah.

ADVERTISEMENT

"2014, Saya dipindahkan ke Polsek Amberbaken sebagai anggota bhabinkamtibmas. Saya melakukan sambang, bahkan juga kunjungan dan patroli ke wilayah binaan. Nah di situ saya lihat salah satu kampung ini yang anak-anaknya tidak belajar, malah bermain, ikut orang tua ke kebun," kata Bripka Arui saat dihubungi detikcom, Rabu (22/11/2023).

Bripka Arui pun berbincang dengan salah satu orang tua murid. Di situ, orang tua murid menceritakan kondisi sekolah yang tak pernah didatangi oleh guru. Guru yang sebelumnya mengajar di sana, tak pernah kembali.

"Terkait dengan pendidikan di SD Inpres 102 Wasnembri, itu sudah sejak 1999. Pada tahun 2012, 2013, 2014 itu kan masih ada guru, Tetapi pada tahun itu pemekaran Kabupaten Tambrauw. Kabupaten Tambrauw kan masih baru, jadi untuk pegawai dan PNS kan dalam proses," tutur dia.

"Waktu itu dua guru juga tidak aktif mengajar anak-anak, satu guru tinggalnya jaraknya jauh di Kabupaten Manokwari. Sempat waktu itu proses belajar mengajarnya tidak normal, tidak aktif, tidak ada guru," sambungnya.

Bripka Arui menceritakan guru sebelumnya bahkan hanya datang saat pekan ujian akhir. Guru tersebut hanya sekedar menginstruksikan murid-murid yang bisa baca untuk mengikuti ujian. "Tapi pada saat ujian, guru yang statusnya kepala sekolah ini ke sekolah untuk mengikutsertakan anak-anak yang bisa baca untuk ikut ujian," ujar dia.

Pria asli Papua Barat yang sudah 14 tahun berdinas di Polri ini menjelaskan sebanyak 30 siswa SD Inpres 102 Wasnembri terlantar lantaran tak ada guru yang mengajar. Dia tergerak untuk menyelamatkan masa depan puluhan anak Kampung Wasnembri itu.

"Pada 2015 saya diminta dari guru SMP untuk pengamanan ujian, kebetulan pas ada pengawas dari Dinas Pendidikan. Di situ saya sampaikan kendala SD Inpres kalau ada bangunan dan muridnya, tapi tidak ada guru untuk mengajar," terang Bripka Arui.

"Saya sampaikan ke pengawas dari Disdik Kabupaten Tambrauw, kemudian pengawas sampaikan ke Kadis. Lewat sebulan, mereka cek lokasi SD Inpres. Habis itu kadisnya tanya ke saya, 'Pak Bhabin kamu bisa tidak aktifkan sekolah ini kembali?', saya sampaikan bisa," sambung ceritanya.

Bripka Arui mengatakan upayanya mengaktifkan kembali kegiatan belajar-mengajar di SD Inpres 102 karena keyakinannya, bahwa pendidikan lah satu-satunya bekal anak-anak di kampung pedalaman Papua Barat ini memperoleh hidup yang lebih baik.

"Waktu itu kasihan anak-anak, karena yang bisa merubah karakter, mental dan kemampuan mereka hanya pendidikan. Saya punya rasa kasih sayang pada mereka. Kasihan kalau mereka tidak sekolah, bagaimana masa depan mereka? Sekarang ini sudah 40 murid SD Inpers 102," ungkap polisi yang juga pendeta ini.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Bagi Bripka Arui, anak-anak di Kampung Wasnembri minimal bisa membaca, menulis dan berhitung (calistung). Dia pun hingga kini menjadi guru di SD tersebut untuk mengajari anak-anak calistung.

Berdasarkan data yang diberikan Bripka Arui, Dinas Pendidikan Tambrauw lalu mengklasifikasi 5 anak layak berada di kelas VI, 4 anak di kelas V, kemudian 10 anak di kelas III. Sisanya kelas I dan II SD.

"Saya aktifkan sekolah dan koordinasi dengan dinas terus-menerus. Dinas Pendidikan juga punya perhatian, mereka kasihkan buku ke saya, komunikasi dengan dapodik dan lain-lain," kata Bripka Arui.

Selama kekurangan guru, Bripka Arui menggandeng pendeta setempat, guru yang sebelumnya menghilang, hingga warga lulusan SMA untuk mengajar anak-anak.

"Saat kami sudah buka sekolah, dari dinas terkait memberikan hak guru PNS yang ada. Maka haknya itu saya bawa ke guru itu, saya bilang 'Bapak punya hak ini, jadi bapak harus kembali mengajar ya'," tutur Bripka Arui.

Atas dedikasinya, Bripka Septinus diaugerahi tiga penghargaan yakni dari Pemerintah Kabupaten Tambrauw, Dinas Pendidikan Kabupaten Tambrauw dan Kapolres Manokwari.

Bripka Septinus Arui, Bhabinkamtibmas Kampung Ayambori, Kabupaten Manokwari meraih Hoegeng Awards 2024 kategori Polisi Tapal Batas dan Pedalaman. Dia mengabdikan diri menjadi pengajar sebuah sekolah dasar (SD) terpencil yang tak ada guru.


Malam Puncak Hoegeng Awards 2024 disiarkan langsung di detikcom. Saksikan di sini!

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads