Bagi Bripka Arui, anak-anak di Kampung Wasnembri minimal bisa membaca, menulis dan berhitung (calistung). Dia pun hingga kini menjadi guru di SD tersebut untuk mengajari anak-anak calistung.
Berdasarkan data yang diberikan Bripka Arui, Dinas Pendidikan Tambrauw lalu mengklasifikasi 5 anak layak berada di kelas VI, 4 anak di kelas V, kemudian 10 anak di kelas III. Sisanya kelas I dan II SD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya aktifkan sekolah dan koordinasi dengan dinas terus-menerus. Dinas Pendidikan juga punya perhatian, mereka kasihkan buku ke saya, komunikasi dengan dapodik dan lain-lain," kata Bripka Arui.
Selama kekurangan guru, Bripka Arui menggandeng pendeta setempat, guru yang sebelumnya menghilang, hingga warga lulusan SMA untuk mengajar anak-anak.
Baca juga: Goresan Kapur Guru Arui |
"Saat kami sudah buka sekolah, dari dinas terkait memberikan hak guru PNS yang ada. Maka haknya itu saya bawa ke guru itu, saya bilang 'Bapak punya hak ini, jadi bapak harus kembali mengajar ya'," tutur Bripka Arui.
Atas dedikasinya, Bripka Septinus diaugerahi tiga penghargaan yakni dari Pemerintah Kabupaten Tambrauw, Dinas Pendidikan Kabupaten Tambrauw dan Kapolres Manokwari.
Bripka Septinus Arui, Bhabinkamtibmas Kampung Ayambori, Kabupaten Manokwari meraih Hoegeng Awards 2024 kategori Polisi Tapal Batas dan Pedalaman. Dia mengabdikan diri menjadi pengajar sebuah sekolah dasar (SD) terpencil yang tak ada guru.
Malam Puncak Hoegeng Awards 2024 disiarkan langsung di detikcom. Saksikan di sini!
(aik/aik)