Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Gerindra Endang Setyawati Tohari, menyuarakan aspirasi Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HkM) Kalibiru. Endang mengusulkan agar Hutan Ekowisata Kalibiru di Yogyakarta diubah menjadi wadah yang serupa dengan Pasar Leuweung di Cianjur, Jawa Barat.
Pasar Leuweung dikenal sebagai tempat yang mengintegrasikan wisata hutan dengan bazar untuk UMKM masyarakat setempat, mendorong pertumbuhan ekonomi warga.
Endang menjelaskan Pasar Leweung adalah contoh sukses dari pengelolaan hutan sosial yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat melalui sinergi antara pariwisata dan usaha kecil menengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasar Leweung menjadi wadah yang mengembangkan dan memasarkan semua hasil potensi lokal, dan diadakan bergilir setiap tiga bulan di setiap kecamatan yang memiliki hutan sosial," jelas Endang, dalam keterangan tertulis, Selasa (9/7/2024).
Keluhan Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HkM) Kalibiru terkait menurunnya pendapatan akibat berkurangnya jumlah pengunjung dan produktivitas tanaman menjadi dasar usulan ini. Endang yakin dengan adanya pasar yang serupa dengan Pasar Leuweung, masyarakat Kalibiru bisa memanfaatkan hutan sosial mereka secara lebih optimal, baik dari sektor pariwisata maupun potensi hasil bumi.
"Misalnya, Pasar Leuweung di Cianjur memamerkan hasil olahan dari tanaman pelindung seperti labu kuning, yang bisa diolah menjadi berbagai produk seperti campuran bakso ikan. Ini menunjukkan bagaimana produk lokal dapat diangkat dan dipasarkan secara luas," kata Endang.
Ekowisata Kalibiru sendiri dibuka pada akhir 2009 oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HkM) Mandiri, melalui program Perhutanan Sosial.
Sebelumnya, masyarakat menggantungkan hidup dengan cara tradisional yang seringkali merusak hutan, seperti menanam tumbuhan semusim dan mengambil kayu untuk dijual. Aktivitas ini membuat hutan gersang dan tidak produktif, serta dianggap ilegal.
Dengan dukungan pemerintah dan LSM, masyarakat Kalibiru mulai memetakan wilayah yang memiliki potensi wisata, mengubah cara hidup mereka menjadi lebih berkelanjutan. Aktivitas jasa lingkungan pun menjadi tumpuan utama, termasuk mendirikan ekowisata yang kini dikenal luas.
Usulan Endang untuk meniru konsep Pasar Leuweung di Kalibiru diharapkan dapat memberikan solusi nyata bagi masalah ekonomi yang dihadapi oleh kelompok tani setempat. Dengan mengintegrasikan ekowisata dan bazar UMKM, pendapatan masyarakat bisa meningkat secara signifikan.
"Ini bukan hanya tentang memperkenalkan potensi lokal, tetapi juga tentang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk meraih keuntungan dari sumber daya alam yang ada di sekitar mereka secara berkelanjutan," tutur Endang.
Di tengah perkembangan ini, penting bagi semua pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, LSM, dan masyarakat, untuk bekerja sama dalam mewujudkan ide ini. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat tetapi juga menjaga kelestarian hutan dan memperkenalkan potensi lokal kepada wisatawan.
Dengan semangat gotong royong dan dukungan semua pihak, Hutan Ekowisata Kalibiru bisa menjadi contoh sukses lainnya dari pengelolaan hutan sosial yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menguntungkan secara ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.
(anl/ega)