Kepala Lapas Kelas IIA Bulak Kapal, Bekasi, Muhammad Sussani membantah dugaan napi berinisial ZAN (26) tewas dikeroyok sesama napi. Sussani mengatakan ZAN tewas gantung diri.
"Itu kan narasi di luar. Kalau hasil BAP internal, murni bunuh diri. Tapi lebih jelasnya nanti tunggu hasil penyelidikan kepolisian, karena peristiwanya sedang diselidiki (polisi)," kata Sani saat dihubungi detikcom, Kamis (4/7/2024).
Sani menjelaskan, di dalam satu sel tersebut total ada tujuh napi, termasuk ZAN. Dari enam napi, dua di antaranya merupakan saksi mahkota yang melihat korban sebelum dan sesudah ditemukan tewas tergantung dengan handuk di kamar mandi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada dua saksi mahkota di kamar. Jadi gini, dia (saksi) bangun salat Subuh, kondisi (napi) masih lengkap, tujuh orang. Dia aja yang bangun," kata Sani.
Pada pagi harinya, sekitar pukul 06.00 WIB, seorang napi terbangun melihat ZAN sudah tewas tergantung di kamar mandi.
"Habis salat Subuh dia tidur lagi. Jam 6 pagi bangun satu orang. Begitu bangun, yang bersangkutan melihat dia tergantung di kamar mandi. Yang empat lainnya ini nggak lihat, karena tidur mereka," jelasnya.
ZAN adalah napi kasus narkotika. Dia baru dipindah ke Lapas Bulak Kapal pada Kamis (16/5).
"Narkotika. Dia masuk Kamis (16/5), kejadian bunuh diri Minggu (16/5) pagi," katanya.
Meski demikian, Sani mengatakan pihaknya saat ini masih menunggu hasil penyelidikan polisi. Ekshumasi jenazah korban telah dilaksanakan di makam korban di Tapanuli Tengah, Sumur.
"Sudah ekshumasi. Nanti hasil ekshumasi akan ketahuan meninggal karena apa. Makanya kita tunggu, saya juga ikut memantau," tuturnya.
Baca di halaman selanjutnya: polisi selidiki penyebab kematian napi....