Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan 38 persen atau 285 RSUD di 514 kabupaten atau kota belum dilengkapi tujuh jenis dokter spesialis dasar. Adapun dokter spesialis yang dimaksud adalah spesialis penyakit dalam, anak, obgyn, bedah, anestesi, radiologi, serta patologi klinik.
Budi mulanya mengatakan kondisi epidemiologi penyakit di Indonesia sudah berbeda. Sementara dulu, sekitar 40 tahun yang lalu, dokter spesialis anak hingga obgyn dibutuhkan oleh masyarakat RI, kini justru dokter spesialis penyakit dalam.
"Tapi sekarang, kalau dilihat beberapa puskesmas di Jakarta, populasi lansianya sudah lebih banyak daripada balita. Artinya, dokter-dokter lansia sudah beda penyakitnya. Butuhnya, nggak obgyn, nggak anak, butuhnya spesialis penyakit dalam," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan kondisi penyakit lansia di RI mayoritas penyakit dalam, seperti jantung dan stroke. Ia kemudian menyinggung 38 persen RSUD di Indonesia belum dilengkapi tujuh dokter spesialis dasar.
"Tapi yang untuk dasar saja, Pak, kekurangannya seperti ini, 38 persen RSUD di 514 kabupaten atau kota tidak lengkap. Di kota-kota DTPK (daerah terpencil perbatasan kepulauan) lebih parah lagi, 63 persen, Pak. 80 tahun Indonesia merdeka nggak pernah bisa terpenuhi," ujar Budi.
"Ini baru memakai perhitungan untuk dokter spesialis dasar. Balik lagi, ini belum menghitung standar ya, karena standarnya ada yang populasinya banyak, kayak Jawa Tengah, harusnya lebih dari ini. Dibayangkan saja, yang dasar saja kita belum bisa penuhi udah 80 tahun merdeka," imbuhnya.
Simak Video 'Menkes Sebut Butuh 10 Tahun Penuhi Jumlah Dokter Spesialis di RI':