.webp)
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menekankan masyarakat dan pemerintah harus serius meningkatkan literasi digital. Hal ini dinilai penting untuk beradaptasi menghadapi sejumlah tantangan perkembangan zaman.
"Fenomena sosial yang berkembang di masyarakat saat ini kerap bersinggungan dengan cepatnya teknologi informasi berkembang. Bahkan karena belum siap menghadapi perkembangan teknologi itu, masyarakat pun terjerat pinjaman online dan judi online yang berdampak buruk secara sosial dan ekonomi," kata perempuan yang akrab disapa Rerie dalam keterangannya, Kamis (27/6/2024).
Berdasarkan Catatan INDEF awal tahun lalu, tingkat literasi digital di Indonesia diketahui hanya sebesar 62%. Jumlah tersebut merupakan yang paling rendah jika dibandingkan negara ASEAN lainnya yang rata-rata mencapai 70%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI menjelaskan literasi digital mencakup empat pilar utama, yaitu digital skill, digital safety, digital culture, dan digital etic. Dengan mempertimbangkan cepatnya perkembangan teknologi, keterampilan dan pengetahuan terkait teknologi digital pun harus mampu dimiliki masyarakat luas.
Ia menambahkan rendahnya literasi digital masyarakat berpotensi menjadi pintu masuk aksi kejahatan digital. Hal ini tentunya akan berdampak luas terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.
Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu juga mendorong agar literasi digital diberikan sejak di bangku sekolah. Dengan begitu, pengetahuan terkait manfaat dan dampak teknologi digital dapat dipahami sejak dini.
Ia juga mendorong peran orang tua di lingkungan keluarga untuk menanamkan pemahaman kepada anggota keluarganya terkait pemanfaatan teknologi digital secara benar. Menurutnya, semangat pemangku kebijakan dalam memberantas judi online dan pinjaman online ilegal saat ini tetap harus dibarengi dengan gerak bersama pemerintah dan masyarakat untuk serius meningkatkan literasi digital masyarakat.
(akd/ega)
