Perawat RS Kebon Jati Bandung Protes Larangan Berjilbab

Perawat RS Kebon Jati Bandung Protes Larangan Berjilbab

- detikNews
Senin, 12 Feb 2007 13:18 WIB
Bandung - Front Pembela Islam (FPI) Bandung mendatangai Rumah Sakit Kebon Jati. Mereka mengklarifikasi kabar pelarangan mengenakan jilbab bagi perawat di rumah sakit tersebut.Delapan orang perwakilan FPI Bandung itu tiba di Rumah Sakit Kebon Jati, Jl Kebon Jati, Bandung, Jawa Barat, sekitar pukul 10.00 WIB, Senin (12/2/2007).Menurut Wakil Ketua FPI kota Bandung, Asep Syarifudin, kedatangan mereka terkait surat pengaduan yang dilayangkan Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Rumah Sakit Kebon Jati. Dalam surat tersebut para perawat mengeluhkan pelarangan menggunakan jilbab selama menjalankan tugas."Kalau benar, kami meminta larangan itu dicabut karena bertentangan dengan hak azazi manusia," kata Asep.Nining Sariningsih (26), salah seorang perawat Rumah Sakit Kebon Jati membenarkan pihak direksi melarang para perawat mengenakan jilbab selama bertugas. Padahal banyak perawat dalam kehidupan sehari-harinya terbiasa mengenakan pakaian muslimah itu. "Dari rumah kami pakai jilbab, tapi sampai rumah sakit terpaksa dibuka. Tapi memang tidak ada peraturan tertulis mengenai hal ini," tutur Nining.Dia menambahkan, para perawat melalui Serikat Pekerjanya sudah beberapa kali meminta direksi dan yayasan mengubah peraturan tersebut. Namun berulangkali pula permintaan tersebut ditolak."Alasannya rumah sakit ini tidak mewakili agama manapun. Bahkan mereka (direksi) bilang, kalau yang muslim memakai kerudung nanti yang Budha juga akan meminta memakai kain saja (saat bertugas)," kata Nining.Karena tidak juga ada titk temu, pihak Serikat Pekerja Farmasi dan Perawat Rumah Sakit Kebon Jati mengadukan hal ini ke FPI kota Bandung. Mereka meminta FPI Bandung melakukan advokasi terhadap masalah yang terjadi. Tidak DiskriminatifKedatangan FPI kota Bandung ini diterima oleh Wakil Direktur Rumah Sakit Kebon Jati, dr Yunandi. Kedua belah pihak kemudian melakukan pertemuan yang difasilitasi oleh Kanit Intel Polresta Bandung Barat AKP Ketut Adi Purnama.Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Rumah Sakit Kebon Jati itu, Yunandi berkilah pihaknya tidak pernah melakukan diskriminasi dan intimidasi terhadap perawat mengenai jilbab. Pihaknya hanya menyampaikan ketentuan seragam kerja."Saat pertama kali masuk kerja, para perawat sudah dikasih tahu soal ketentuan seragam perawat," kata Yunandi sambil menunjukkan contoh seragam kerja perawat yang berlaku pada umumnya."Kalau begitu, besok kita boleh pakai jilbab dong," kata humas Serikat Pekerja Farmasi dan Perawat Rumah Sakit Kebon Jati, Sumiyati, saat mendengar pejelasan Yunandi.Yunandi mengatakan, dia tidak belum bisa menjawab pertanyaan tersebut. Menurut Yunandi, dia akan melakukan koordinasi dengan pihak direksi maupun yayasan. "Saya tidak bisa memutuskan sendiri. Ini harus disampaikan ke pihak yayassan dan direksi karena aturan ini (seragam kerja) sudah berlaku dari tahun 1979," kilah Yunandi.Pertemuan sempat berlangsung panas karena kedua belah pihak ngotot pada pendiriannya masing-masing. Sampai pukul 11.45 WIB pertemua masih berlangsung. Pihak FPI mengaku tidak akan meninggalkan Rumah Sakit Kebon Jati sebelum ada jawaban yang pasti.Sejumlah perawat juga mengikuti pertemuan tersebut dengan antusias. Terlihat setidaknya ada 5 orang di antara mereka yang mengenakan jilbab. Namun mereka mengaku sudah lepas jam kerja setelah shift malam. (djo/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads