Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR masih mendapatkan keluhan dari jemaah haji RI pasca-puncak haji. Seorang jemaah haji asal Pandeglang, Banten, mengeluhkan batuk-batuk malah dikasih oralit.
Hal ini disampaikan oleh anggota Timwas DPR Andi Yuliani Paris, yang juga anggota Komisi VII DPR RI. Jemaah bernama Siti Rohmah itu ditemui Andi Yuliani Paris saat berada di pelataran Masjidil Haram, Makkah, beberapa waktu lalu.
"Ibu minta obat batuk sama tim kesehatan?" tanya Andi Yuliani Paris kepada Siti Rohmah dalam video yang diterima detikcom, Kamis (27/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, habis (obat batuknya) katanya," jawab Siti Rohmah.
Siti Rohmah adalah jemaah haji embarkasi JKG (Jakarta-Pondok Gede) kloter 52. Andi Yuliani Paris bertemu dengan Siti Rohmah setelah puncak haji.
Andi Yuliani Paris menyayangkan hal ini. Menurutnya, petugas haji menangani masalah jemaah secara tidak tepat.
"Perlu kesungguhan dari petugas haji untuk menangani masalah dengan tepat. Sakit batuk obatnya oralit, ya berarti tidak menyelesaikan masalah," kata dia.
Menurutnya, Kementerian Agama (Kemenag) selaku penyelenggara pelaksanaan ibadah haji seharusnya memberikan obat yang tepat bagi jemaah.
"Jika memang obat habis, maka Kementerian Agama bisa membeli di Makkah atau Madinah di mana toko obat bertebaran di setiap sudut," ujarnya.
Politikus PAN ini meminta Kemenag ke depannya menyediakan stok obat bagi jemaah, terutama untuk penyakit yang paling sering dikeluhkan oleh jemaah.
"Ke depannya harus antisipasi bahwa tiga macam penyakit yang sering terjadi, yaitu batuk, diare, dan jantung. Maka stok obat harus mencukupi," katanya.
Meski oralit bukan obat keras, hal ini tidak boleh sampai terjadi. Petugas haji juga diminta berempati dan tidak membodoh-bodohi jemaah dengan memberikan obat yang tidak tepat.
"Selain itu, dalam merekrut petugas haji, perlu dinilai sejauh mana punya empati terhadap masalah yang dihadapi jemaah. Jangan jemaah dianggap bodoh. Walaupun oralit bukan obat keras, jangan sakit mata dikasih oralit. Sakit pilek dikasih oralit," pungkasnya.
Simak juga 'Penjelasan MUI soal Ciri-ciri Haji yang Mabrur':