.webp)
Taman Safari Indonesia, Bogor, Jawa Barat, mengungkap pengunjung yang viral memberi makan kuda nil dengan sampah juga melanggar aturan lainnya. Pengunjung tersebut berulah saat di area harimau dan zebra.
"Menurut keterangan saksi, pengunjung tersebut juga melanggar SOP di area harimau, yakni membuka jendela mobil," kata Head Media and Digital Taman Safari Indonesia Bogor Finky Santika, Sabtu (22/6/2024).
Finky menyebut petugas Taman Safari sampai berkali-kali menegur pengunjung tersebut. "Dan petugas berkali-kali menegur yang bersangkutan," imbuh Finky.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (20/6) siang. Pihaknya mendapatkan informasi dari perekam video.
Tak hanya berulah di area harimau, pengunjung itu juga berulah di area kuda zebra. Finky menyebut pengunjung tersebut menepuk pantat zebra.
"Di area zebra, pengunjung berpelat nopol B-1949-CIC ini juga menepuk pantat zebra, yang secara aturan dilarang keras. Petugas yang jaga di lokasi juga sudah menegur yang bersangkutan," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, video ulah pengunjung di Taman Safari Bogor memberi makan kuda nil sampah yang dibungkus plastik viral di media sosial. Pihak pengelola Taman Safari buka suara.
Vice President Media, Event and Digital Taman Safari Indonesia Alexander Zulkarnain mengatakan saat itu petugas juga sigap mengeluarkan kantong plastik dari mulut kuda nil.
"Terima kasih kepada netizen yang sudah menginformasikan mengenai hal ini, dan dengan segera dan sigap petugas kami melakukan langkah-langkah tertentu," kata Alexander dilansir Antara, Jumat (21/6).
Kondisi kuda nil saat ini disebut sehat berkat penanganan dari petugas kesehatan hewan di Taman Safari Bogor. Sampah tersebut langsung diambil petugas dari mulut kuda nil.
Telusuri Identitas Pengunjung
Pihak Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor menindaklanjuti viral pengunjung yang memberi makan sampah kepada kuda nil. Pengunjung tersebut kini dalam penelusuran pihak Taman Safari.
"TSI sedang melakukan penelusuran data pengunjung tersebut, terutama perihal identitas pengunjung tersebut," kata Finky Santika sebelumnya.
Hal itu dilakukan agar pengunjung tersebut dapat diberi sanksi pernyataan maaf. Diharapkan nantinya bisa menjadi pelajaran bagi pengunjung lain agar tak melanggar SOP.
(rdh/aud)
