Polri: Judi Online Dioperasikan Geng Mafia Mekong, Berkembang Sejak Pandemi

Polri: Judi Online Dioperasikan Geng Mafia Mekong, Berkembang Sejak Pandemi

Rumondang Naibaho - detikNews
Jumat, 21 Jun 2024 20:28 WIB
Kadiv Hubinter Polri, Irjen Krishna Murti (tengah) (Ondang/detikcom).
Foto: Kadiv Hubinter Polri, Irjen Krishna Murti (tengah) (Ondang/detikcom).
Jakarta -

Mabes Polri tengah gencar melakukan pemberantasan tindak pidana perjudian daring atau judi online usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Judi Online. Kadiv Hubinter Polri, Irjen Krishna Murti, menyebut praktik judi online ini sudah termasuk dalam kejahatan terorganisir yang beroperasi dan dikendalikan lintas negara.

Krishna menyebut para bandar judi online yang beroperasi di Indonesia mayoritas dikendalikan dari negara di kawasan Mekong Region Countries, seperti Tiongkok (China), Myanmar, Laos dan Kamboja.

"Pelakunya kebanyakan organize ya, karena ini merupakan transnational organize crime, para pelakunya adalah para kelompok-kelompok organize crime yang mengoperasikan perjudian online ini dari Mekong Region Countries. Mekong Region Countries itu adalah Cambodia, Laos, dan Myanmar," ujar Krishna dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (21/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Krishna menyebut tak mudah menangkap bandar utama bisnis judi online. Sebab, kata Krishna, pemerintah di negara-negara yang dimaksud pun mengalami kesulitan untuk memberantas bisnis ilegal di negaranya.

"Permasalahan judi online ini bukan hanya masalah bagi Indonesia. tapi masalah bagi negara-negara di wilayah South East Asia, atau Asia Tenggara, termasuk yang paling menderita selain South East Asia, adalah China," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Krishna menuturkan praktik judi online kian marak sejak pandemi COVID-19. Di mana, saat itu para penjudi di Mekong Raya mengalami pembatasan mobilisasi.

"Karena adanya limited of movement, para travelers tidak bisa berjudi, mereka mengembangkan judi-judi online sejak pandemi COVID-19, dan sejak itu judi-judi online makin berkembang ke seluruh wilayah-wilayah, bahkan sampai ke Amerika," tutur Krishna.

Selain itu, Krishna juga mengungkap temuan dari hasil penyelidikan, ditemukan banyak dari para bandar judi sengaja merekrut warga negara asal yang akan dijadikan target market pasar perjudian online.

"Misalnya apabila mereka mau mengembangkan judi online ke Indonesia, maka mereka merekrut orang-orang Indonesia, ratusan orang diberangkatkan, direkrut dari Indonesia diberangkatkan ke negara tersebut (Mekong Region Countries)," ungkapnya.

"Kemudian mereka melakukan kegiatan operator dengan tentunya diorganisir oleh kelompok mafia-mafia yang sudah mengendalikan judi tersebut," tambah Krishna.

Walaupun dalam perkembangannya, online betting atau judi online ini menjadi ilegal di beberapa negara. Namun, Krishna menyebut, para bandar terus berupaya mengembangkan situs-situs yang bisa diakses walaupun sudah dilimitasi oleh masing-masing negara.

"Oleh karena itu kepolisian negara Republik Indonesia dalam hal ini Bareskrim dengan seluruh jajaran dengan difasilitasi oleh divisi hubungan internasional telah melakukan operasi bersama kepolisian negara lain dalam rangka menanggulangi termasuk diantaranya melakukan penegakan hukum," pungkas dia.

(ond/whn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads