.webp)
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK) berupaya untuk melakukan pengendalian perubahan iklim. Pengendalian itu dilakukan melalui komitmen Forest and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030.
Dalam dokumen penurunan emisi atau enhanced nationally determined contribution dari Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCC), FOLU merupakan salah satu dari lima sektor program mitigasi krisis iklim.
"Jadi kita mencoba mensimulasikan, memformulasikan pendekatannya dengan pemenuhan kewajiban terkait dengan kewajiban negara kepada internasional melalui enhanced nationally determined contribution," kata Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) Hanif Faisol Nurofiq dalam tayangan detikSore 'Pengendalian Deforestasi Hutan', Jumat (21/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Indonesia, FOLU Net Sink 2030 memiliki peta jalan (roadmap) yang dijalankan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Pihaknya pun melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca melalui tiga langkah utama.
Pendekatan pertama yaitu pencegahan penggundulan hutan atau deforestasi. Hanif menyebut ini merupakan titik utama di antara ketiganya. Dalam pendekatan pencegahan deforestasi, pihaknya menetapkan tiga pulau prioritas, di antaranya Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan Pulau Papua.
"Maka, indikasi kita menyebutkan bahwa yang menjadi sasaran deforestasi kita saat ini adalah Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan Pulau Papua. Tiga pulau ini yang berkontribusi besar di dalam upaya kita mencegah deforestasi," kata Hanif.
Langkah berikutnya yaitu pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berkelanjutan. Variabel yang terakhir yaitu penanaman hutan kembali (reforestasi).
"Ini kalau berdasarkan dari tiga variabel tadi, maka prioritas Indonesia's FOLU net sink ada di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua," papar Hanif.
Di samping itu, KLHK juga menyiapkan upaya lain dalam meningkatkan penyerapan cadangan karbon melalui rehabilitasi. Langkah ini diprioritaskan di Pulau Jawa.
"Di Jawa dengan kemampuan sosial-ekonomi yang sangat tinggi, kemudian dengan tanahnya yang subur, kemudian aksesnya yang mudah," kata Hanif.
"Kita juga sedang menggelar kencang kegiatan rehabilitasi melalui Perhutanan Sosial, Perhutanan Rakyat, dalam skema Indonesia's FOLU Net Sink," pungkasnya.
Sebagai informasi, Festival Like-2 disponsori oleh Asia Pulp and Paper, Berau Coal Energy, Borneo Indobara, Merdeka Copper Gold, Adaro Energy dan Pertamina.
(anl/ega)
