Contoh Teks Khutbah Jumat Tentang Makna Idul Adha dan Berkurban

Contoh Teks Khutbah Jumat Tentang Makna Idul Adha dan Berkurban

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Jumat, 14 Jun 2024 10:34 WIB
Ilustrasi Ramadhan
Ilustrasi (Foto: Getty Images/sarath maroli)
Jakarta -

Idul Adha atau Lebaran Haji diperingati setiap tahun pada tanggal 10 Zulhijah. Peringatan Idul Adha juga berkaitan dengan momentum penyembelihan hewan kurban.

Dalam rangka peringatannya, Kementerian Agama (Kemenag) RI menginformasikan teks khutbah Jumat tentang peringatan Hari Raya Idul Adha. Berikut contoh teks khutbah Jumat Idul Adha yang bisa dijadikan referensi.

2 Contoh Teks Khutbah Jumat Idul Adha

Pemerintah Indonesia menetapkan 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada tanggal 8 Juni 2024. Dengan demikian, 10 Zulhijah atau peringatan Idul Adha 2024 jatuh pada tanggal 17 Juni 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir situs Kemenag RI, berikut contoh teks khutbah Jumat Idul Adha.

1. Idul Adha dan Kepedulian Sosial

Idul Adha dan Kepedulian Sosial
Oleh : Abdullah Sarif, S.Ag, M.Pd,I, M.Pd

ADVERTISEMENT

KHOTBAH PERTAMA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ الْوَاحِدُ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ. وأشهد أن لا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ إِمَامُ الْمُتَّقِينَ وَقُدْوَهُ الْأَبْرَارِ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً دَائِمَةً مَّا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا إِخْوَةَ الْإِسْلَامِ أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللَّهُ الْعَظِيمُ

Jamaah Jum'at rahimakumullah

Bersyukur kepada Allah Swt. dengan berucap alhamdulillahi rabbil 'alamin, hari ini kita masih dalam suasana Idul Adha yang dapat disebut pula dengan istilah 'Idul Qurban, 'Idun Nahr, dan 'Idul Akbar. Hari raya 'Idul Adha menekankan kepada kita semua semangat hidup sosial dan berkorban. Setelah menyatakan rasa syukur, juga kita munajatkan permohonan kepada Allah Swt., semoga segala aktivitas ibadah ini meraih tujuan yang sebenar-benarnya, yaitu menjadi bertambahnya kedekatan kita dengan Allah Swt. dan dekat dengan petunjuk dan ridha Nya sebagai hasil dari pada ibadah kurban yang akan dilaksanakan. Tercapainya suasana dzikrillah 'mengingat Allah', hasil dari pada ibadah shalat kita sehari-hari. Mendapatkan maghfirah, 'ampunan', rahmah 'kasih sayang', dan hidayah 'petunjuk' dari Allah Swt., buah dari kesabaran atas musibah yang telah menimpa. Sebagaimana disebutkan dalam surah al-Hajj ayat 37:

"Daging hewan kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu...."
Jamaah Jum'at rahimakumullah

Bila diri mengaku ber'iman' bukanlah semata-mata hanya ungkapan yang terucap dari bibir semata, tetapi keimanan yang sebenar-benarnya adalah merupakan suatu keyakinan yang memenuhi seluruh isi lubuk hati sanubari kita, dari sanalah akan muncul jejak atau kesan-kesannya, sebagaimana semerbak aroma keharuman yang ditebarkan oleh sekuntum bunga mawar. Allah Swt. berfirman:

"Tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. Sebagai karunia dan nikmat dari Allah. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Q.S. al-Hujurat: 7-8).

Diantara salah satu bukti keimanan kita kepada Allah Swt. adalah dengan bersedekah, sebagaimana sabda baginda Nabi Muhammad SAW.:

"Dan sedekah itu adalah bukti (keimanan) yang nyata". (H.R. Muslim)

Jamaah Jum'at rahimakumullah

Ibadah sedekah memiliki banyak fadhilah (keutamaan), terlebih bila sedekah itu diberikan di waktu, tempat dan keadaan yang utama seperti bersedekah di bulan suci Ramadhan, diberikan kepada fakir miskin, diberikan pada 10 hari bulan Dzulhijjah dan saat urusan yang penting seperti untuk orang yang sedang menderita sakit. Demikian dalam Tuhfatul Muhtaj li Syarhil Minhaj. Maka dengan begitu keimanan seseorang kan semakin harum semerbak mewangi dengan bekas-bekas dan kesankesan yang ditorehkannya.

Al-Imam Abu Bakr ar-Razi, menjelaskan bahwa iman dalam hati seorang mukmin adalah seumpama sebatang pohon yang mempunyai tujuh dahan. Satu dahan mencapai hatinya, sedang buahnya adalah kehendak yang benar; satu dahan mencapai lidahnya, sedangkan buahnya adalah perkataan yang benar; satu dahan mencapai kedua belah kakinya, sedang buahnya berjalan menuju shalat berjamaah; satu dahan mencapai kedua belah tangannya, sedangkan buahnya adalah memberikan sedekah; satu dahan mencapai kedua belah matanya, sedang buahnya adalah memandang kepada pelajaran-pelajaran; satu dahan mencapai perutnya, sedang buahnya ialah memakan yang halal dan meninggalkan barang yang meragukan; dan satu dahan lagi mencapai jiwanya, sedangkan buahnya ialah meninggalkan dan mengendalikan keinginan-keinginan nafsu syahwatnya.

Jamaah Jum'at rahimakumullah

Seluruh ibadah yang disyariatkan Allah Swt. bertujuan untuk menanamkan keutamaan, kebaikan, akhlak mulia, dan mengikis sifat kezaliman dan kerusakan. Ibadah shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar. (QS. Al-Ankabut: 45). Ibadah puasa menanamkan ketakwaan dalam diri muslim (QS. Al-Baqarah: 183), ibadah zakat dapat membersihkan hati dari sifat kikir (QS. at-Taubah:103) dan ibadah kurban menyebabkan bertambahnya kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya Allah Swt., sebagaimana dalam QS. al-Kautsar:1-2.

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah (sebagai ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah)."

Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,

"Siapa keluar dari rumahnya pergi untuk membeli hewan korban maka akan dihitung bagi orang tersebut setiap dari langkah kakinya sepuluh kebaikan, dan dihilangkan atasnya sepuluh kejelekan, dan diangkat (diberi) atasnya sepuluh derajat. Dan ketika terjadi transaksi pembelian maka setiap ucapannya dihitung sebagai tasbih, dan ketika akad pembelian berlangsung maka setiap dirham (satu rupiah) disamakan dengan tujuh puluh kebaikan, dan ketika hewan tersebut diletakkan (dibaringkan) di atas bumi untuk dipotong, maka setiap makhluk yang ada di bumi sampai lapis ketujuh akan memohonkan ampun atas orang tersebut, dan ketika darah dari hewan tersebut telah dialirkan maka Allah Swt. menjadikan setiap tetes dari darah tersebut sepuluh malaikat yang selalu memohonkan ampun sampai hari kiamat." (H.R. Ahmad).

Jamaah Jum'at rahimakumullah

Sedangkan ibadah haji dimaksudkan agar memperbanyak mengingat Allah Swt. dan agar dapat menyaksikan kenikmatan-kenikmatan duniawi yang sudah dianugerahkan kepada mereka (Q.S. alHajj: 27-28). Ibadah haji juga bertujuan mengokohkan ketakwaan, menjauhi rafats, fusuq, dan jidal.

"Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (perkataan kotor), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal." (Q.S. al-Baqarah: 197).

Jamaah Jum'at rahimakumullah

Maha suci Allah Swt. yang telah memberikan hikmah terhadap segala perintah yang diberikan dan seluruh larangan yang tetapkan. Benar-benar harus kita akui bahwa tidak ada syariat Allah Swt. yang merugikan ummat manusia, semuanya menguntungkan, sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam atsar yang ada di bawah ini:

"Allah mewajibkan iman untuk membersihkan hati dari syirik, mewajibkan shalat untuk mensucikan diri dari takabbur, mewajibkan zakat untuk menjadi sebab datangnya rezeki bagi manusia, mewajibkan puasa untuk menguji keikhlasan manusia, mewajibkan haji untuk mendekatkan umat Islam antara satu dengan lainnya, mewajibkan jihad untuk kebesaran Islam, mewajibkan amar ma'ruf untuk kemaslahatan orang awam, mewajibkan nahyu 'anil munkar untuk menghardik orang-orang yang kurang akal, mewajibkan silaturrahmi untuk menambah bilangan, mewajibkan qishas untuk pemeliharaan darah, menegakkan hukum-hukum pidana untuk membuktikan besar keburukan barang-barang yang diharamkan itu, mewajibkan kita untuk menjauhkan diri dari minuman yang memabukkan untuk memelihara akal, mewajibkan kita menjauhkan diri dari pencurian untuk mewujudkan pemeliharaan diri, mewajibkan kita menjauhi zina untuk memelihara keturunan, meninggalkan liwath untuk membanyakkan keturunan, mewajibkan pensaksian untuk memperlihatkan mana yang benar, dan mewajibkan kita menjauhi dusta untuk memuliakan kebenaran, dan mewajibkan perdamaian untuk memelihara manusia dari ketakutan dan mewajibkan kita memelihara amanah untuk menjaga keseragaman hidup dan mewajibkan taat untuk memberi nilai yang tinggi kepada pemimpin negara."

Semoga kita mendapatkan hikmah dari semua ibadah yang sudah, sedang dan akan kita lakukan, utamanya ibadah haji, ibadah kurban dan ibadah-ibadah lainnya yang ada di bulan Dzulhijjah ini, Amin Ya Rabbal Alamiin.

Semoga khutbah ini bisa memberikan manfaat dan maslahat untuk peningkatan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Amiin ya Mujibassa'ilin

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

КНОТВАН KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى وَأَصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الوفا. أَشْهدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شريكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَمَّا بَعْدُ: فَيا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ أَوْصِيكُمْ وَنَفْسِي بتقوى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرِ عَظِيمٍ أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا البَلاء والغلاء والوباء والْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحْنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمْ أَصْلِحْ وَلَاةَ أُمُؤرِنَا اللَّهُمْ وَقَقْهُمْ لِمَا فِيهِ صَلاحُهُمْ وَصَلاحُ الإسْلامِ وَالْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبُّ الْعَالَمِينَ اللَّهُمْ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِينَ وَقَرَبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبُّ الْعَالَمِينَ اللهُم أَصْلِحْ وَلَاةَ أُمُورِ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِبْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر والبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Baca di halaman berikutnya.

2. Generasi Berbakti: Kuat Tekadnya untuk Mengabdikan Diri

Generasi Berbakti: Kuat Tekadnya untuk Mengabdikan Diri
Oleh: M. Ishom el-Saha

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia

Pada dasarnya yang kita lakukan bersama-sama pada hari ini adalah menghidup-hidupkan semangat pengorbanan seorang bapak yang bernama Ibrahim dan seorang anak yang bernama Ismail serta seorang ibu yang bernama Hajar.

Berawal dari mimpi Nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih putra semata wayang hasil pernikahannya dengan Hajar, maka lalu beliau pun berkata kepada Ismail: "Wahai putraku! Bagaimana pendapatmu?"

Pertanyaan Nabi Ibrahim ini bukanlah dimaksudkan meminta pendapat Ismail sebab mimpi ini wahyu. Sementara, kalau dianggap Nabi Ibrahim meminta pendapat Ismail berarti beliau meragukan wahyu. Sudah barang tentu mustahil seorang Nabi meragukan wahyu!

Lebih tepatnya Nabi Ibrahim ingin memastikan sikap dan tekad anaknya menjalankan perintah Allah Swt. Kemudian datanglah jawaban Ismail. Dia berkata,

"Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar."

Ternyata cinta anak itu kepada Allah melebihi dari cintanya pada kehidupannya dan masa depannya.

Nabi Ibrahim kemudian membawa Ismail dengan penuh kasih tanpa sepengetahuan ibunya ke daerah sekitar Mina. Sesampainya mereka pada tempat yang dituju, Nabi Ibromin merebahkan dan meletakkan pipi Ismail di atas pangkuannya.

Ismail lalu berkata: Ayah! Lepaslah bajumu supaya tidak berbekas noda darah yang akan dipertanyakan ibuku! Cepatkan goresan pisaumu, agar cepat lepas nyawaku! Dan bergegaslah engkau kembali ke rumah untuk mengucapkan salam kedamaian kepada ibuku!

Mendengar perkataan Ismail maka Nabi Ibrahim memeluk erat tubuh putranya ini dengan berkata: "Wahai anakku! Engkau adalah anak yang patuh dan taat menjalankan perintah Allah.

Segera Nabi Ibrahim menghunus pisaunya dan diarahkan ke leher Ismail. Tetapi apa yang terjadi? Pisau yang tajam hakekatnya tetap benda yang tidak akan melukai. Yang mampu menjadikannya bisa melukai, memotong, dan menghilangkan nyawa pada hakekatnya adalah Allah Swt. Haqqul yaqiin!

Semakin kuat tenaga Ibrahim digunakan untuk menghunuskan pisau maka semakin keras pula kulit Ismail. Hingga malaikat Jibril kemudian datang dan menggantinya dengan seekor domba untuk disembelih.

Subhanallah! Allahu Akbar!

Kaum muslim yang berbahagia

Belajar dari kisah teladan ini, ada hikmah yang dapat dipetik untuk kita, anak manusia yang lahir dari orang tua. Jadilah penolong orang tua kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Kita tidak harus menjadi sosok luar biasa seperti anak yang bernama Ismail. Cukuplah kita menjadi anak-anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Karena Bakti kita kepada kedua orang tua adalah kunci membahagiakan hati orang tua. Akan tetapi sebaliknya, durhaka kita kepada orang tua akan menjadi pisau yang menggores hati kedua orang tua kita.

Oleh karena itu di moment Idul Adha ini mari kita sama-sama buktikan bahwa kita adalah anak yang berbakti. Tunjukkan bahwa kita adalah generasi menjunjung budi pekerti. Perkuatlah tali silaturrahim dengan sanak famili dan sahabat-sahabat dari orang tua yang kita hormati. Mudah-mudahan orang tua kita, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, tersanjung dan bangga memiliki keturunan yang taat berbakti dan mengabdi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads