Peluncuran Government Technology (GovTech) Indonesia bernama INA Digital oleh Presiden Joko Widodo membawa angin segar bagi transformasi digital Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pun menyebut kehadiran INA Digital menjadi game changer pada upaya transformasi digital yang dilakukan pemerintah, khususnya terkait pelayanan publik.
"Saya percaya anak pintar di mana-mana. Indonesia on the right track dan Anda yang tergabung dalam INA Digital adalah bagian dari success story ini. INA Digital ini adalah game changer," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini disampaikannya pada INA Digital Town Hall Meeting di Kota Peruri, Jakarta, Jumat (7/6/2024).
INA Digital merupakan GovTech yang telah diresmikan Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/5). INA Digital bertugas mengoordinasikan keterpaduan layanan digital pemerintah yang selama ini terpisah-pisah dalam ribuan aplikasi milik kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Keterpaduan dan interoperabilitas layanan digital telah menjadi pola di sejumlah negara maju sehingga rakyat tidak perlu repot dalam mengakses berbagai layanan pemerintah.
Luhut menambahkan, para talenta muda yang tergabung dalam INA Digital adalah para penggerak perubahan yang dapat membawa kemajuan Indonesia. Menurutnya, perjalanan INA Digital masih amat panjang, namun perlu kolaborasi yang kuat untuk mencapai berbagai target.
"Seiring berjalan waktu kita bangun ini bersama, perbaiki terus agar makin mumpuni. Berbanggalah kalian sudah jadi bagian untuk membangun negara ini," ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas menjelaskan kerja INA Digital perlu terus dipacu. Pasalnya, ekspektasi publik terhadap INA Digital tinggi karena akan menjadikan Indonesia untuk pertama kalinya memiliki keterpaduan layanan digital, sebagaimana arahan Jokowi.
"Perjalanan GovTech ini sangat panjang dan telah melewati jalan berliku. Jadi jangan kecewakan harapan bangsa. Presiden Jokowi berulang kali mengingatkan pentingnya interoperabilitas layanan. Jadi ke depan tidak boleh lagi rakyat butuh layanan A, dia harus download dan isi data di aplikasi A. Perlu layanan B, download dan isi data di aplikasi B. Padahal ada ribuan layanan, yang jika tidak ada integrasi akan menyusahkan rakyat," ungkap Anas.
Anas mengungkapkan, pasca-peluncuran INA Digital, keterpaduan layanan digital pemerintah akan dikebut. Beberapa layanan prioritas akan dipadukan dalam satu portal pelayanan publik yang bakal diluncurkan pada September 2024.
Adapun layanan prioritas yang dalam tahap akan dipadukan meliputi, sektor pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, pembayaran digital, identitas digital, SIM online, izin keramaian, dan layanan aparatur negara.
"Jalan tol pelayanan publik yang kita semua harapkan insyaallah dapat segera dirasakan publik," sebutnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Peruri Dwina Septiani Wijaya menjelaskan saat ini INA Digital memiliki 413 talenta digital dari berbagai lembaga dan instansi. Beberapa di antaranya Peruri, Kementerian Kesehatan, Telkom, Mandiri, BNI, BRI, maupun hasil rekrutmen terbaru.
Dwina mengatakan penugasan ini adalah peluang besar untuk membangun masa depan bangsa.
"Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak pada Peruri untuk menjalankan INA Digital. Kami berharap bisa men-deliver apa yang diharapkan masyarakat, di mana masyarakat bisa melihat lompatan besar dalam bidang pelayanan publik," tutupnya.
(prf/ega)