Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra menjelaskan anggaran perbaikan satu unit hibah kapal Patrol Combat Corvette (PCC) eks Republic of Korea (ROK) Navy kepada Angkatan Laut RI. Hal ini menindaklanjuti pertanyaan dari anggota Komisi I DPR RI terkait biaya anggaran perbaikan mencapai Rp 1,5 triliun.
"Jadi untuk 105 juta US Dollar itu dialihkan untuk apa Pak? Dialihkannya untuk apa, kita tidak tahu nih sekarang minta lagi 35 juta US dollar itu pertama. Perhitungan saya kalau untuk perbaikan saja Rp 1,5 triliun apakah ini cukup efisien dan apakah harus diterima kalau ternyata hanya menjadi beban dan tidak juga bisa diapa-apain gitu?" ujar anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin dalam rapat, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Wamenhan Herindra menjelaskan jika angka Rp 1,5 triliun untuk perbaikan hibah kapal dari Korea itu sudah dialihkan untuk tujuan yang lain. Dia menyebut anggaran tersebut dialihkan untuk pembelian kapal maritim FREMM yang lebih modern dari Italia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekalian juga dari Mbak Nurul masalah anggaran tadi jadi anggaran yang 105 juta sekarang sudah dialihkan untuk pembelian kapal FREMM itu dua buah yang harga satu buahnya 300 juta dolar, jadi masih ada kekurangan anggaran. Jadi anggaran untuk ini kita alihkan ke pembelian FREMM baru dari Italy itu harganya 600 juta dolar satunya," ujar Gerindra.
Dia mengatakan untuk anggaran perbaikan kapal hibah dari Korea akan diusulkan kembali dengan rincian yang baru. Dia mengatakan pemerintahan selanjutnya pasti akan mendukung anggaran ini.
Di momen inilah Herindra kemudian salah sebut pemerintahan ke depan adalah Jokowi-Gibran. Sontak pernyataan itu membuat seisi Komisi I tertawa.
"Kemudian untuk yang bagaimana yang nanti ini ya, yang anggaran untuk perbaikan yang baru ini, Pak Menhan sudah bicara nanti akan didukung pada pemerintahan Jokowi-Gibran berikutnya pasti itu," tutur Herindra.
"Sorry he-he-he..., Prabowo-Gibran, Jokowi. Prabowo-Gibran. Saking semangatnya ini, saking semangatnya Prabowo-Gibran, dan bahwa nanti akan didukung pada..., saking semangatnya tadi Bu," sambungnya.
Ketua Komisi I Meutya Hafid menanggapi. Dia menyebut Herindra hanya salah sebut lantaran terlalu bersemangat.
"Itu tolong yang di atas media jangan dibesar-besarkan itu hanya terlalu semangat," tutur Meutya Hafid.
Simak juga Video 'Amien Rais Singgung Perusak Demokrasi: Goodbye Sir, Biar Prabowo Ambil Alih':