Legislator Demokrat Soroti Kinerja Dewas KPK: Seperti Macan Ompong

Legislator Demokrat Soroti Kinerja Dewas KPK: Seperti Macan Ompong

Anggi Muliawati - detikNews
Rabu, 05 Jun 2024 19:44 WIB
Benny K Harman. (Dwi Rahmawati/detikcom).
Benny K Harman (Dwi Rahmawati/detikcom)
Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Demokrat, Benny K Harman, menyoroti tugas dan kewenangan Dewan Pengawas (Dewas) KPK yang dinilai lemah. Benny menilai kinerja Dewas KPK sama seperti macan ompong.

Hal itu disampaikan Benny dalam rapat dengar pendapat Komisi III dengan Dewas KPK di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/6/2024). Mulanya, Benny mempertanyakan kinerja Dewas KPK.

"Saya ingin tahu tugas Dewas itu untuk mengawasi pelaksanaan wewenang pimpinan KPK, untuk melakukan supervisi koordinasi, penanganan pemberantasan korupsi oleh aparat penegak hukum, dalam hal ini Kepolisian dan Kejaksaan, makanya saya bilang Dewas ini seperti macan ompong," kata Benny.

Benny lantas menilai Tumpak Hatorangan Pangabean selaku Ketua Dewas tidak ditakuti oleh pimpinan KPK. Padahal, menurut dia, saat Tumpak menjadi pimpinan KPK, merupakan sosok yang ditakuti.

Benny mengaku minim informasi terkait tugas Dewas dalam mengawasi wewenang KPK. Menurutnya, supervisi dan koordinasi di KPK setelah ada Dewas justru makin tidak berjalan.

"Saya melihat ketika tidak ada Dewas dulu, tugas wewenang pimpinan KPK yang satu ini (supervisi dan koordinasi) tidak jalan, tetapi setelah ada Dewas pun tambah tidak jalan," jelasnya.

Benny lantas menyoroti tidak adanya perbedaan antara pelanggaran etik dan pelanggaran kejahatan yang dilakukan pimpinan atau pegawai KPK. Benny kemudian menduga Dewas mereduksi korupsi pimpinan KPK menjadi pelanggaran kode etik.

"Pelanggaran hukum tindak pidana korupsi dugaan yang dilakukan oleh pimpinan KPK oleh Dewas direduksi menjadi pelanggaran kode etik, lalu publik tanya lalu kami langsung diperiksa, langsung ditangkap langsung ditahan, 'Loh kalau pimpinan KPK kok Dewasnya lama-lama'," ungkap dia.

"Akibat ketidakpahaman tadi, kebingungan tadi, publik menilai Dewas ini adalah penjaga pimpinan KPK," lanjutnya.

Padahal, menurut Benny, publik memiliki harapan tinggi kepada Dewas. Namun dia menyampaikan integritas Dewas jauh dari yang diharapkan.

"Masuk akal kalau disimpulkan kehadiran Dewas itu bukan memperkuat KPK tapi memperlemah KPK, rontok independensinya. Padahal bapak-bapak di depan ini adalah tokoh-tokoh yang dikenal publik luas memiliki integritas tinggi, tapi yang terjadi jauh dari yang diharapkan," tuturnya.

(amw/dek)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads