Solihin (51), warga Kampung Cijeler Kidul, Desa/Kecamatan Leuwigoong, Garut, tak bisa tidur nyenyak selama empat tahun. Kondisi ini akibat masalah psikis yang diderita oleh Solihin.
Dilansir detikJabar, kondisi ini pertama kali dialami Solihin pada 2020. Di suatu hari kala itu, Solihin mengeluh sakit telinga. Telinga sebelah kanannya seperti mampet dan kesulitan untuk mendengar.
Solihin kemudian kembali mendapat pemeriksaan medis oleh Puskesmas Leuwigoong. Hasilnya, Solihin mengalami gangguan psikis dan kesehatan yang membuat dirinya tak bisa terlelap tidur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solihin diketahui merupakan ayah dari Agum Gumelar, remaja asal Garut yang dibunuh temannya pada 2023. Kondisi itu diperparah setelah Solihin juga ditinggal sang istri belum lama ini.
Kini, ia mendapatkan penanganan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya berkaitan dengan kematian sang anak, Agum. KPAID memberikan pendampingan tim terapi untuk Solihin.
"Kita menurunkan tim terapi psikis, karena Pak Solihin mengaku tidak bisa tidur sejak tahun 2020 sampai hari ini," kata Ato Rinanto, Ketua KPAID Tasikmalaya, dilansir detikJabar, Rabu (5/6/2024).
Baca berita selengkapnya di sini.
Simak juga 'Saat Cobek Maut Pencabut Nyawa Guru Ngaji di Garut':