Taliban yang kini memimpin Afghanistan dalam situasi dilematis. Dicap sebagai kelompok ekstremis kanan padahal Taliban sendiri ingin membuka diri ke dunia.
Setidaknya itu yang disampaikan salah satu tokoh sentral di pemerintahan Afghanistan yaitu Mullah Muhammad Yaqoob yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan ketika menjamu Jusuf Kalla (JK) selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Kabul. Yaqoob melabeli isu-isu perempuan yang disematkan pada Afghanistan saat ini adalah propaganda dari para pihak yang anti-Taliban.
"Alhamdulillah keamanan Afghanistan sangat bagus dan setelah 45 tahun perang dan ini akhirnya 3 tahun yang sangat aman Afghanistan dan punya pemerintahan yang pusat yang menguasai seluruh dan Afghanistan sangat aman dan rakyatnya juga sangat damai dan tidak ada masalah," kata Yaqoob di Kabul, Selasa (4/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ada kesempatan bagi orang asing bisa datang ke Afghanistan untuk bisnis dan berwisata di wilayah Afghanistan dan kalau datang sendiri dan insyaallah bisa menyaksikan Afghanistan sangat aman dan tidak bahaya bagi siapapun," ucap Yaqoob.
Menurut Yaqoob, dunia perlu hadir langsung di Afghanistan untuk melihat isu terkait kesetaraan gender. Dia pun berharap Indonesia dapat membantu membukakan mata dunia kepada Afghanistan.
"Kami sangat berusaha untuk sebutkan bahwa ini cuma propaganda dan cuma dibuat, dan kami usaha terus untuk batalkan itu. Sekarang kita bisa lihat dan khususnya orang yang bisa datang ke Afghanistan dan melihat situasi di Afghanistan mereka bisa pahami bahwa ini semua propaganda. Propaganda ini dibuat sama anti-Taliban dan negara yang sudah kalah di Afghanistan," ucap Yaqoob.
"Indonesia dan Afghanistan adalah negara muslim dan punya sejarah yang sangat panjang, punya hubungan baik dan punya banyak persamaan dan kami berpendapat bahwa Indonesia... Kami punya pendapat yang positif tentang Indonesia," imbuhnya.
JK sendiri menekankan terkait isu pendidikan untuk perempuan sangat penting untuk segera dilaksanakan di Afghanistan. Sebab, menurut JK, dunia memang sangat menyoroti hal itu.
"Membuka sekolah khusus perempuan, maka seluruh dunia akan melihat. Di dunia sebenarnya itu saja persoalannya," kata JK.
Yaqoob memberikan jaminan bahwa hak-hak perempuan di Afghanistan saat ini tidak benar-benar ditutup. Dia memahami dunia saat ini sudah jauh berbeda tetapi dia ingin memastikan bahwa syariat Islam sebagai pegangan negara muslim tetap dijaga.
"Kami izin buat kurikulum yang bagus baru kami akan buka. Kami juga izinkan perempuan bisa kuliah kedokteran, keperawatan, bisa tanya ke kementerian langsung untuk data lengkapnya. Kalau urusan pekerjaan, banyak perempuan di Afghanistan yang bekerja menjadi guru atau bekerja di Kementerian Dalam Negeri hingga terkait keimigrasian," ucap Yaqoob.
"Kami ingin perempuan yang bekerja menggunakan hijab. Semua bidang bekerja secara Islami. Kita sama-sama tahu tentang hijab dan kehormatan perempuan, banyak ayat dan hadis yang menyebutkan dan kami juga ingin seperti itu. Tentu kita kalau buat sekolah khusus perempuan tetapi tidak bisa cepat karena kami sedang menyusun kurikulumnya," imbuh Yaqoob.
Di sisi lain, Yaqoob juga memikirkan tentang generasi muda Afghanistan. Sebab menurutnya, santri-santri di Afghanistan masih terjebak dikotomi tentang agama dan pendidikan yang kebarat-baratan.
Baca juga: Muncul Nama Ahmadinejad di Bursa Capres Iran |
"Selama 40 tahun lebih perang tentu mempengaruhi pendidikan. Yang sangat mempengaruhi santri Afghanistan bahwa orang sekolah mengira santri hanya tahu tentang masjid, hanya tahu tentang agama tetapi tidak tahu pengetahuan lain. Santri mengira dunia Barat tidak tahu apa-apa soal agama," ucap Yaqoob.
"Oleh sebab itu kami mendorong agar generasi baru Afghanistan paham akidah tetapi di sisi lain kami ingin mereka juga belajar ilmu-ilmu yang baru tanpa meninggalkan akidahnya," sambung Yaqoob.
JK yang mendengar curahan hati Yaqoob memahaminya. Terlebih menurut JK saat ini teknologi semakin berkembang di mana informasi bisa dengan mudah didapat melalui genggaman tangan. Namun filterisasi penting agar tidak semua informasi yang beredar diserap tanpa didasari dengan pengetahuan serta akidah yang baik.
Simak juga 'Kala Taliban Tutup Paksa Salon Kecantikan di Afghanistan':