BMKG menyampaikan bahwa sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim kemarau. Meski demikian, masih ada intensitas hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah di Indonesia dalam 24 jam terakhir.
Lantas, apa penyebabnya? Wilayah mana saja yang berpotensi hujan sedang-lebat hingga sepekan ke depan? Berikut informasinya.
Hujan Sedang-Lebat di Tengah Peralihan Musim
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Potensi kekeringan juga dapat terjadi, khususnya di wilayah Indonesia sebelah selatan Khatulistiwa paling tidak hingga akhir September 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, dalam 24 jam terakhir, tercatat adanya intensitas hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah di Indonesia, yaitu:
- Wilayah Semarang (104.4 mm),
- Sambas (103.0 mm),
- Sarmi (94.0 mm),
- Ambon (69.9 mm),
- Toli-Toli (61.1 mm),
- Silangit (57.3 mm), dan
- Tanjung Pinang (50.8 mm).
Penyebab Cuaca Ekstrem di Masa Peralihan Musim
Adanya potensi hujan sedang yang disertai kilat/petir di wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak beberapa hari lalu telah diinformasikan BMKG. Kondisi ini terjadi akibat beberapa faktor dinamika atmosfer, seperti:
- Aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di Jawa bagian barat yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Jawa bagian barat dan termasuk Jabodetabek,
- Teramatinya pola pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi),
- Suhu muka laut yang hangat pada perairan wilayah sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa,
- Labilitas atmosfer yang tinggi, serta
- Adanya indikasi adveksi dingin dari selatan Jawa sehingga menyebabkan kelembapan yang tinggi di wilayah pulau Jawa.
Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menyatakan, meskipun di sebagian wilayah Indonesia telah memasuki awal musim kemarau, tetapi sebagian wilayah lainnya masih berada di masa peralihan musim, di mana kandungan uap air dan labilitas atmosfer masih tinggi yang dapat memicu pertumbuhan awan-awan hujan yang signifikan.
Ia menambahkan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan secara signifikan. Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan tersebut, antara lain aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby dan juga Kelvin, adanya pola sirkulasi siklonik, serta potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.
"Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 9 Juni 2024", imbuhnya.
Wilayah di Indonesia dengan Potensi Cuaca Ekstrem 3-9 Juni 2024
Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengatakan bahwa potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi di wilayah-wilayah berikut pada periode 3-9 Juni 2024.
- Sebagian Sumatra,
- Sebagian Jawa Barat,
- Sebagian besar Kalimantan,
- Sebagian besar Sulawesi,
- Maluku Utara,
- Maluku, dan
- Sebagian besar Papua.
Imbauan BMKG
BMKG mengeluarkan imbauan untuk masyarakat terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia. Simak poin-poin di bawah ini.
- Masyarakat diimbau waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, meskipun sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau, meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang.
- Perbarui informasi melalui kanal resmi infoBMKG dan hindari berita hoax yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, guna memperoleh informasi cuaca yang lebih akurat dan informasi perubahan cuaca setiap saat dengan resolusi yang lebih tinggi di setiap kecamatan.