Episode Pelarian Chaowalit Tamat di Bali

Detik Pagi

Episode Pelarian Chaowalit Tamat di Bali

Arvi Ristiani Pratami - detikNews
Senin, 03 Jun 2024 07:58 WIB
Detik Pagi Edisi #295 27 Mei 2024
Foto: Dede Rosyana
Jakarta -

Pelarian Chaowalit Thongduang alias Sia Paeng Nanod berakhir sudah. Buronan nomor 1 di Thailand itu ditangkap di Indonesia setelah tujuh bulan melarikan diri.

Chaowalit merupakan narapidana di Thailand yang melarikan diri. Ia menjalani hukuman karena percobaan pembunuhan dan menghadapi berbagai tuntutan pidana lainnya termasuk pembunuhan dan kepemilikan senjata api.

Ketika dipenjara, Chaowalit sempat jatuh sakit hingga dilarikan ke rumah sakit. Namun, pada 22 Oktober 2023 dia melarikan diri dari RS Maharaj Nakhon Si Thammarat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi melacaknya hingga ke tempat persembunyiannya di pegunungan Banthad di Trang pada 8 November. Baku tembak sempat terjadi, tapi dia berhasil melarikan iri lagi ke daerah pegunungan yang melintasi Provinsi Phatthalung, Trang dan Satun.

Polri mengungkap cara Chaowalit masuk ke Indonesia. Ia masuk melalui perairan Aceh dengan menggunakan speedboat.

ADVERTISEMENT

"Diketahui buronan tersebut dia masuk ke Indonesia pada 8 Desember 2023 melalui jalur perairan laut Thailand menggunakan speedboat 200PK," kata Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada dalam jumpa pers, Minggu (2/6/2024).

Chaowalit dibantu WNI berinisial SE yang merupakan pemilik jasa sewa kapal untuk masuk ke Indonesia. Ia menempuh waktu 17 jam dari perairan La-ngu Thailand hingga sampai ke Indonesia.

"Kecepatan 17 knot, dengan waktu perjalanan selama kurang lebih 17 jam," ujar Wahyu.

Diduga, Chaowalit dibantu kaki tangannya untuk hidup di Indonesia selama pelarian. Chaowalit dikirim uang ke rekening atas nama Sulaiman, yang merupakan nama samaran selama bersembunyi di Indonesia.

"Dia hidup menggunakan uang yang dikirim dari Thailand. Dengan rekening yang ada di Indonesia itu dia disuplai untuk kehidupan sehari-harinya, termasuk untuk pindah tempat, sewa apartemen kemudian biaya perjalanan dan kehidupannya itu di-support dari Thailand," jelas Wahyu.

Chaowalit sendiri ditangkap di sebuah apartemen di Kecamatan Badung, Bali pada Kamis (30/5). Penangkapan dipimpin Kombes Audie S Latuheru.

Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri mendapatkan permintaan dari otoritas Thailand untuk membantu melakukan pencarian terhadap Chaowalit, setelah napi kasus penembakan itu terdeteksi kabur ke Indonesia. Informasi tersebut ditindaklanjuti oleh Kepala Divisi Hubinter Polri yang memerintahkan Kepala Bagian Kejahatan Internasional (Kabag Jianter) Divhubinter Polri Kombes Audie Latuheru untuk memimpin pencarian Chaowalit.

Diduga ada delapan WNI yang terlibat dalam pelarian Chaowalit. Kepolisian merinci delapan orang tersebut yakni T sebagai sopir ojek online, W pegawai konter HP, A sopir taksi online, SA teman kencan, EA teman dari SA, TA agen jasa pengiriman uang, ES pemilik sewa kapal yang membantu buronan itu masuk ke Indonesia, dan SR sebagai sopir taksi. Namun, polisi masih melakukan pemerksaan lebih lanjut.

Chaowalit menggunakan nama Sulaiman selama bersembunyi di Indonesia. Polri mengungkap alasan ia memilih nama tersebut.

"Karena yang membuat KTP ini di wilayah Aceh, pasti dicari nama yang sesuai dengan kondisi wilayah, kan walaupun di Indonesia bisa berlaku di manapun juga, tapi kalau menggunakan KTP asli dan menggunakan nama biasa yang digunakan oleh masyarakat Aceh artinya menjadi bagian dari upaya dia untuk menyamarkan," kata Komjen Wahyu Widada.

Wahyu menyebut Chaowalit dibandu perempuan berinisial FS untuk memalsukan identitas tersebut. FS yang merupakan teman kencan Chaowalit kini sudah diamankan pihak kepolisian.

"Sedangkan yang membantu buronan untuk membuat identitas palsu berupa KTP, Kartu Keluarga, dan akta kelahiran sebagai penduduk Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh adalah seorang perempuan dengan inisial FS. Dalam melakukan aksinya tersebut, FS dibantu oleh seorang berinisial U," jelasnya.

Karena tak bisa berbahasa Indonesia, Chaowalit pun berkomunikasi dengan menggunakan Google Translate dan berpura-pura bisu.

"Dia tidak bisa Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, jadi komunikasinya pakai Google Translate," kata Kadivhubinter Polri Irjen Krishna Murti saat dihubungi wartawan, Sabtu (1/6).

Terungkap, ternyata Chaowalit masuk jaringan narkoba internasional Myanmar hingga Australia. Informasi selengkapnya terkait penangkapan buronan nomor 1 di Thailand ini akan dibahas lebih mendalam dalam program detikPagi edisi Senin (3/6/2024).

Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.

"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"

(vrs/vrs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads