Proyek galian pipa jacking dari Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta di Jalan Ciledug Raya, Cipulir, Jakarta Selatan membuat macet panjang. Namun, kemacetan itu justru menjadi ladang cuan bagi penjual kopi.
Salah seorang pedagang kopi dan gorengan Makno (51) mengaku jualannya laris manis saat ada proyek galian. Ia mengaku penghasilannya naik dari Rp 150 ribu per hari menjadi Rp 450 ribu.
"Sebelum ada proyek galian penjualan biasa saja, yang beli biasanya karyawan di ruko. Dulu sehari dapat sekitar Rp 150 ribu, sekarang naik jadi Rp 450 ribu," ujar Makno saat ditemui detikcom, di Jalan Ciledug Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (1/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makno beralih profesi menjadi pedagang kopi dan gorengan setelah diberhentikan dari pekerjaannya imbas pandemi COVID-19. Semenjak ada proyek galian, dia membuka dagangannya mulai Senin hingga Sabtu.
"Sebelum ada proyek galian saya buka warung kopi dari hari Senin sampai Jumat. Alhamdulillah sejak ada proyek galian, hari Sabtu buka," kata Makno.
Menurutnya, kenaikan penghasilan ini karena banyak pekerja galian hingga masyarakat yang berhenti di sekitar dan membeli kopi hingga gorengan. Kopi yang paling laris dibeli adalah kopi hitam.
"Minuman-minuman ini laris, jadi dari polisi, petugas Dishub, pekerja, dan masyarakat ikut beli di sini. Biasanya beli dulu terus saya catat di buku, sorenya baru pada bayar biar sekalian," kata Makno.
Sebelumnya diberitakan, kemacetan panjang terjadi di Jalan Ciledug Raya. Kemacetan terjadi akibat penyempitan jalan imbas proyek galian pipa. Proyek galian dari Dinas Sumber Daya Air Jakarta itu masih akan berlangsung hingga 30 November 2024.