.webp)
Tarif promo LRT Jabodebek berakhir hari ini. Tarif normal LRT Jabodebek akan berlaku mulai besok.
"Meskipun tarif promo berakhir, DJKA tetap memberlakukan tarif maksimal yang sama, yaitu Rp 10.000 pada hari kerja di luar jam sibuk (dan akhir pekan serta Libur Nasional) dan Rp 20.000 pada hari kerja di jam sibuk," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5/2024).
Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan tarif normal LRT Jabodebek diterapkan mulai 1 Juni 2024. Tarif normal LRT Jabodebek yakni Rp 5.000 untuk satu kilometer pertama yang mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 Tahun 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian tarif Rp 10 ribu pada hari kerja di luar jam sibuk, termasuk akhir pekan dan libur nasional. Dan, tarif maksimal Rp 20 ribu di hari kerja di jam sibuk.
Pada masa promo, tarif minimumnya Rp 3.000 berlaku satu kilometer (km) pertama. Sementara tarif maksimumnya Rp 10.000 dan Rp 20.000 (peak hour).
Pantauan detikcom di Stasiun LRT Cawang, masih banyak pengguna yang memilih LRT sebagai moda transportasi utama. Salah satu pengguna LRT bernama Bila (23) tak masalah jika LRT diberlakukan tarif normal.
"Kalau aku sih nggak apa-apa, soalnya ngebantu banget daripada harus bawa mobil ke kantor. Sudah bensin, Tol, dan macet juga jadi tetap milih LRT," ujar Bila di Stasiun LRT Cawang, Jakarta Timur, Jumat (31/5/2024).
Bila mengaku memilih LRT karena lebih hemat waktu sampai ke kantor. Dia naik LRT dari Stasiun LRT Ciracas dan berhenti di Stasiun LRT Cawang.
"Kalau naik kendaraan pribadi lebih besar biayanya dibandingkan naik LRT. Bensin udah pasti nggak akan cukup kalau cuma Rp. 50 ribu, sedangkan kalau naik LRT Rp. 50 ribu masih bisa bolak-balik," kata Bila.
Bila menempuh waktu kurang lebih 40 menit menggunakan LRT ke kantornya. Sementara jika naik transportasi umum lainnya bisa memakan waktu 90 menit.
"Kalau harga ini naik hak terlalu keberatan, dilihat dari fasilitas dan sarananya (yang bagus). LRT juga jauh lebih bersih daripada TransJakarta atau KRL," ucapnya.
(idn/idn)
