Unilever Dukung Edukasi Cegah Kekerasan Seksual Perempuan Tuli

Unilever Dukung Edukasi Cegah Kekerasan Seksual Perempuan Tuli

Annisa Fadhilah - detikNews
Rabu, 29 Mei 2024 14:34 WIB
Unilever
Foto: Dok. Unilever
Jakarta -

Menyambut Hari Lahir Pancasila, komunitas FeminisThemis meluncurkan 'FeminisThemis Academy 2024' yang didukung oleh Komisi Nasional Disabilitas RI dan Unilever Indonesia. Program ini memiliki fokus pada edukasi mengenai kekerasan seksual, kesetaraan gender, dan dunia Tuli.

Sebagai tanda peluncuran program, digelar diskusi bertajuk 'Pancasila dan Keadilan Sosial Bagi Perempuan Tuli' untuk mendorong kolaborasi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu keadilan sosial bagi perempuan Tuli.

Hal ini sekaligus mendukung hak-hak perempuan Tuli dalam mendapatkan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi sehingga perayaan Hari Lahir Pancasila ini menjadi pengingat semua warga negara memiliki hak asasi manusia untuk mendapatkan keadilan sosial, baik dalam kesetaraan, kesejahteraan, dan perlindungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Komisi Nasional Disabilitas RI Dr. Dante Rigmalia dalam keterangannya menuturkan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan ini agar semua dapat memahami siapa penyandang disabilitas dan apa hak-hak mereka.

"Selain upaya dari kami sebagai lembaga negara non-struktural yang melakukan pemantauan, evaluasi serta advokasi atas upaya penghormatan dan perlindungan dari pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas, tentu kita perlu saling bekerja bersama dalam memenuhi hak mereka. Kolaborasi semua pihak termasuk pihak swasta seperti Unilever yang mendukung FeminisThemis untuk menyelenggarakan kegiatan yang mengarusutamakan gender dan isu disabilitas ini menjadi hal yang sangat penting," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/5/2024).

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan menjelaskan terkait pemenuhan hak penyandang disabilitas dengan beberapa fakta dari laporan Indeks Hak Asasi Manusia tahun 2023.

"Laporan Indeks Hak Asasi Manusia 2023 menunjukkan bahwa sejumlah variabel seperti Hak Sipil termasuk hak memperoleh keadilan, hak atas rasa aman, dan kebebasan berekspresi ataupun berpendapat; serta Hak Sosial antara lain hak atas kesehatan dan pendidikan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Tantangan ini secara nyata dirasakan teman-teman penyandang disabilitas, mereka kerap mengalami diskriminasi, ketidakadilan, hingga keterbatasan dalam berekspresi, mendapatkan akses informasi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya," katanya.

Lebih lanjut, diskriminasi gender yang banyak terjadi pada penyandang disabilitas perempuan, Komnas Perempuan melaporkan pada tahun 2023 terdapat 105 kasus kekerasan terhadap perempuan penyandang disabilitas; 33 di antaranya dialami penyandang disabilitas sensorik termasuk perempuan Tuli.

Tak hanya itu, Yayasan SAPDA melalui CATAHU Kekerasan Berbasis Gender dan Disabilitas (KBGD) 2022 melaporkan terdapat 81 KBGD sepanjang tahun. Pperempuan Tuli adalah penyintas terbanyak, yaitu 31 kasus, disusul penyandang disabilitas mental sebanyak 22 kasus.

Hal ini mendorong Co-Founder dan Direktur Eksekutif FeminisThemis Nissi Taruli Felicia serta teman-temannya untuk mendirikan komunitas FeminisThemis sejak tahun 2021.

Dengan misi menciptakan komunitas feminis yang inklusif dan edukatif bagi individu Tuli, Nissi dan teman-temannya mampu melawan ketidakadilan serta memperjuangkan kesetaraan gender.

Sebagai perempuan Tuli yang aktif memberikan advokasi dan edukasi mengenai isu-isu gender, Nissi menuturkan beberapa tantangan yang masih dihadapi teman-teman perempuan Tuli.

Tantangan itu antara lain tidak terpenuhinya hak Bahasa Isyarat sehingga mereka jadi terbatas untuk berkomunikasi/berekspresi, mengakses informasi, layanan, hingga keadilan. Selain itu, mereka juga memiliki keterbatasan pengetahuan dan akses informasi, terutama yang bersifat pribadi seperti mengenai hak tubuh, hak kesehatan seksual, dan reproduksi.

"Yang tak kalah menantang, ada pula kecenderungan victim blaming dimana banyak masyarakat masih menyalahkan pihak penyintas saat mereka melaporkan kekerasan seksual sehingga membuat penyintas lainnya memilih untuk diam," ungkap Nissi.

Forum edukasi 'FeminisThemis Academy' ini hadir untuk meningkatkan literasi kesadaran diri dan kesetaraan gender untuk mencegah kekerasan seksual yang kerap menimpa perempuan Tuli. Diselenggarakan untuk kedua kalinya, program ini mendapat dukungan penuh dari Unilever Indonesia.

Di sisi lain, Head of Communication sekaligus Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia Kristy Nelwan juga mengatakan tujuan penyelenggaraan program ini untuk misi bersama demi masyarakat yang sadar mengenai edukasi gender dan penyandang disabilitas.

"Kolaborasi Unilever Indonesia dengan FeminisThemis berlandaskan pada misi bersama untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil, beragam, dan inklusif. Terlebih lagi, tujuan dari penyelenggaraan program 'FeminisThemis Academy' juga sangat sejalan dengan tiga fokus Equity, Diversity & Inclusion yang kami jalankan, yaitu: (1) Keadilan Gender, (2) Keadilan untuk Penyandang Disabilitas dan (3) Penghapusan Diskriminasi dan Stigma," tutur Kristy.

Lebih lanjut, Kristy juga menjelaskan dalam menegakkan keadilan dan menghapus diskriminasi maupun stigma bagi penyandang disabilitas, Unilever Indonesia merangkul aksi nyata dari masyarakat, khususnya generasi muda seperti komunitas FeminisThemis yang dipimpin Nissi sebagai salah satu pemenang program 'Every U Does Good Heroes 2021'.

Menurutnya, Nissi juga telah menghadirkan kelas bahasa isyarat bagi karyawan Unilever Indonesia dan memberikan berbagai masukan bagi Perusahaan untuk terus mewujudkan masyarakat yang lebih adil, beragam, dan inklusif.

Selain itu, Unilever Indonesia sangat bersemangat melanjutkan kolaborasi, dan berharap program ini dapat membantu teman-teman perempuan Tuli memperoleh hak hidup yang aman, adil, dan setara, serta mendapatkan pengetahuan yang memadai tentang hak kesehatan seksual dan reproduksi.

Program ini akan berlangsung selama periode Juni - September secara hybrid, yang kemudian ditutup pada Hari Bahasa Isyarat Internasional yang diperingati setiap tanggal 23 September. Program ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, yakni Training of Trainers untuk fasilitator Tuli, workshop offline di tiga kota (Bandung, Malang dan Yogyakarta), serta rangkaian webinar.

Selanjutnya, Program Manager FeminisThemis Rifka Dyah Safitri menuturkan program ini nantinya akan menghadirkan workshop offline dengan berbagai materi mengenai kesehatan seksual untuk para penyandang disabilitas, terutama perempuan Tuli.

"Di dalam workshop offline, kami akan menghadirkan berbagai materi seperti: Pengenalan Anatomi Tubuh dan Organ Reproduksi; Pengenalan Pubertas; Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Dasar; Pentingnya Consent dan Hak Batasan Tubuh; Risiko di Ruang Digital terkait Consent; serta Psychology First Aid atau PFA untuk membantu memulihkan beban atau trauma yang mungkin dirasakan para perempuan Tuli. Sementara pada webinar, materi yang diangkat adalah: Menjaga Data Pribadi dalam Ruang Digital; Mitos-Fakta di Ranah Digital terkait Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi; Kualitas Sanitasi Pada Kesehatan Reproduksi Perempuan; Pengenalan Konsep Consent, Mengenal Victim Blaming dan Dampaknya, dan lainnnya," jelas Rifka.

Program ini diharapkan dapat melahirkan lebih banyak fasilitator Tuli yang mampu memfasilitasi isu-isu hak kesehatan seksual dan reproduksi di komunitas Tuli, memberi manfaat pada setidaknya 300 teman Tuli, dan menjangkau 10.000 orang di media sosial untuk meningkatkan pemahaman tentang isu kekerasan seksual serta edukasi kesehatan seksual dan reproduksi di komunitas Tuli.

(anl/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads