Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan saat ini hewan kurban dalam kondisi sehat menjelang Idul Adha. Pemprov DKI mengakui beberapa hewan sempat mengalami kondisi stres.
"Apa yang sudah kita lakukan, persiapannya adalah tanggal 1 Mei, lima wilayah kota sudah melakukan pemeriksaan (hewan kurban) di masing-masing tempat penampungan di lima wilayah," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati di The Langham, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2024).
"Hasil pemeriksaan yang sudah kita dapatkan, ya alhamdulillah saat sekarang ini pada kondisi yang sehat semua ternaknya," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eli mengakui hewan kurban yang tiba di Jakarta memang sempat mengalami stres. Hal itu, menurutnya, lantaran para hewan tersebut telah melakukan perjalanan panjang dari tempat produsen ke Jakarta.
"Jadi kalau misalnya ada perjalanan panjang gitu ya untuk ternak itu pasti akan stres sampai di sini. Apalagi dengan cuaca yang panas. Biasanya teman-teman dari kita semuanya dari Pemprov DKI Jakarta melakukan pemberian vitamin," jelasnya.
Selain itu, Eli berharap tidak ada lagi penyakit antraks untuk hewan kurban. Eli menuturkan pihaknya telah mengambil sejumlah sampel tanah tempat penampungan hewan kurban.
"Mudah-mudahan awal bulan Juni sudah kita ambil (hasil sampel) dan InsyaAllah tidak ada (antraks). Yang PMK juga ada standar khusus, mudah-mudahan tidak ya, karena kalau kita lihat karena stres perjalanan saja," ungkap Eli.
Lebih lanjut Eli menuturkan, kurang lebih sebanyak 60 ribu hewan kurban dibutuhkan di Jakarta. Eli mengatakan hewan kurban itu paling banyak dibawa dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Jadi lima tahun berjalan itu kurang lebih Jakarta membutuhkan 60 ribu sekian, itu kambing, domba, sapi, dan kerbau. Jadi sekitar itu, kalau pun ada kenaikan dan penurunan pun paling tidak lebih dari 2 persen," jelas dia.
"Kalau dari mana, itu pasti dari luar, karena kan Jakarta bukan produsen, terbanyak sebenarnya Jawa Tengah, dan Timur, dari Lampung ada, tapi tidak sebanyak Jateng dan Jatim," sambungnya.
(amw/yld)