Palembang - Jalan Lintas Tengah Sumatera yang menghubungkan Lahat-Tebing Tinggi, Sumatera Selatan, putus total. Ini akibat jembatan Air Pangi roboh diterjang banjir bandang. Jembatan ini roboh untuk kedua kalinya. Selain itu, beberapa jembatan gantung putus dan rumah penduduk hanyut. Peristiwa ini terjadi Senin (29/01/2007) kemarin sekitar pukul 03.15 WIB. Derasnya arus air banjir bandang itu membuat tiang tengah jembatan yang terbuat dari pohon kelapa itu ambruk. Sebelumnya jembatan ini pernah roboh pada 13 Maret 2006. Agar bisa dilintasi oleh pengguna jalan, pemerintah memperbaiki sementara dengan sistem belly. Menurut penuturan seorang warga yang dihubungi wartawan melalui telepon, Andri (37), tiang-tiang jembatan itu roboh akibat sampah pepohonan yang hanyut dibawa arus banjir. "Airnya sangat deras. Tinggi permukaan sungai naik sekitar tiga meter dari ketinggian semula," kata Andri saat dihubungi Selasa (30/1/2007). Akibatnya, arus lalu lintas dari Lahat menuju Tebing Tinggi dan sebaliknya terhambat. Karena kondisi jembatan tidak memungkinkan, Kapolres Lahat AKBP Eko Indra S melalui Kasat Lantas AKP Fahruddin, menutup Jalan Lintas Tengah. Larangan berlaku untuk kendaraan jenis antar-kota dalam provinsi (AKDP), dan antar-kota antar-provinsi (AKAP), serta angkutan barang jenis truk dan Fuso.Sedangkan untuk kendaraan jenis roda dua dan roda mini, angkot serta mobil pribadi masih boleh melintas. Namun penumpangnya harus turun agar beban yang diderita jembatan tak terlalu berat. Eko menyarankan, untuk alternatif jalan, kendaraan kecil, seperti mobil pribadi, Colt mini dan truk, serta angkutan jenis AKDP menuju Lubuklinggau dapat memilih jalur alternatif melalui Kecamatan Talang Padang. Sementara untuk jalur kendaraan AKAP yang ingin menuju Bengkulu dan Medan diarahkan menuju Jalan Lintas Timur. Kendaraan jenis ini mulai diarahkan di kedua pintu masuk Kabupaten Lahat, yakni melalui Kecamatan Merapi Timur, dan Kecamatan Tebing Tinggi.
Jembatan Gantung dan Rumah Hanyut Sementara hujan lebat yang mengguyur hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Lahat, sejak Minggu (28/01/2007) malam pukul 23.00 WIB hingga Senin pagi (29/01/2007) juga menghanyutkan sejumlah jembatan gantung dan tujuh rumah penduduk. Antara lain, satu jembatan gantung di Desa Muara Temiang, Kecamatan Merapi Barat serta dua jembatan gantung di Desa Tanjung Raman dan satu jembatan di Desa Karang Kaya, Kecamatan Pendopo. Sedang untuk rumah yang hanyut, lima di antaranya berada di Desa Gunung Kembang, Kecamatan Kikim Timur, masing-masing dimiliki Iwan Jera, Masna, Iwan Lubis, Inul, dan Amidah. Sedangkan dua lainnya dimiliki oleh Nurhayati dan Mardiansyah, warga Desa Muara Payang Kecamatan Kikim Timur. Bersamaan dengan hanyutnya rumah, puluhan rumah penduduk di sekitar bantaran Sungai Kikim Besar yang meluap terendam air setinggi dua meter. Selain rumah, diperkirakan pula puluhan hektar areal persawahan yang ada di sekitar bantaran sungai juga diterjang banjir dan dipastikan gagal panen. Bupati Lahat Harunata, Selasa (29/01/2007), langsung menuju lokasi kejadian, termasuk ke Kecamatan Kikim Timur, sebagai titik terparah banjir bandang. Secara mendetail, menurut keterangan humas Pemerintah Lahat, Hasnul Basri, sebanyak 5 rumah di Desa Gunung Kembang hanyut dan 100 rumah terendam. Di Desa Muara Payang, dua rumah hanyut dan 36 rumah terendam. Di Desa Muara Danau dan Tanda Raja masing-masing 20 rumah terendam. Kedalaman air mencapai tinggi 2 meter. Bahkan air menggenangi Jalan Lintas Tengah Sumatera yang berada di tepi sungai Kikim setinggi dua meter. Hujan lebat juga menyebabkan kerusakan jalan. Yakni di Jalan Lintas Tengah Sumatera di Desa Sukarame Kecamatan Gumay Talang mengalami longsor. Sepanjang 15 meter badan jalan longsor sedalam tiga meter dengan lebar empat meter. Untungnya dari semua bencana akibat banjir bandang itu tidak ada korban jiwa. Soal kerugian material, Pemerintah Lahat, Sumatera Selatan, belum dapat memastikan.
(tw/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini