"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya, Selasa (28/5/2024).
Baca juga: Gempa M 6,2 Guncang Sinabang Aceh |
Daryono mengatakan gempa ini dipicu adanya deformasi batuan di bidang kontak antara lempeng. Gempa berada di barat Pulau Simeulue, Aceh.
"Thrust event M 5,9 depth 23 km di barat Pulau Simeulue. Gempa ini dipicu oleh adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (Indo-Australia vs Eurasia). Mekanisme pure thrusting merupakan ciri khas gempa megathrust," katanya.
Gempa bumi ini dirasakan pada skala MMI IV di Nagan Raya, Aceh Barat, Simeulue. Pada skala ini getaran gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
"Daerah Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dengan skala intensitas III MMI, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu," jelasnya.
Sementara itu, gempa dirasakan pada skala MMI II di Banda Aceh, Aceh Besar, Bireun, Aceh Tengah, Gayolues, dan Bener Meriah. Pada skala MMI II, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," jelas Daryono.
Hingga pukul 19.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan. BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. (lir/idn)