Walkot Semarang Minta Warga Rawat & Manfaatkan Rumah Apung Tambaklorok

Walkot Semarang Minta Warga Rawat & Manfaatkan Rumah Apung Tambaklorok

Inkana Izatifiqa R. Putri - detikNews
Selasa, 28 Mei 2024 19:40 WIB
Pemkot Semarang
Foto: dok. Pemkot Semarang
Jakarta -

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menerima penyerahan aset Rumah Apung Tambaklorok dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR). Hevearita pun meminta warga agar dapat memanfaatkan sekaligus merawat aset tersebut agar tetap terjaga.

Wali kota yang akrab disapa Mbak Ita ini menjelaskan Rumah Apung Tambaklorok telah rampung dibangun dan diresmikan pada tahun 2016. Namun, perawatan dan maintenance-nya masih di bawah kewenangan Kementerian PUPR.

Namun setelah asetnya diserahkan Pemerintah Kota Semarang, Rumah Apung ini sudah menjadi kewenangan dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ke depan, ia telah meminta agar dilakukan penataan dan penambahan untuk kebutuhan fasilitas di Rumah Apung Tambaklorok. Hal ini termasuk upaya-upaya digitalisasi, seperti pemasangan WiFi dan lainnya.

"Sejak dibangun 2016 tidak ada perubahan mendasar, paling ada sedikit. Setelah diserahkan, kini harus dipercantik karena ini masih kosong, hanya ada di atas fasilitas perpustakaan. Sekarang kan sudah zaman digitalisasi, sehingga saya minta pertama ada WiFi, karena di sini paling yang datang anak-anak," ujar Ita dalam keterangan tertulis, Selasa (28/5/2024).

ADVERTISEMENT

"Kemudian kedua, juga perpustakaan jangan hanya disediakan buku saja, tapi bisa (pakai prinsip) digitalisasi, pakai Si Booky jadi baca pakai softfile yang ada 3000 judul e-book," lanjutnya.

Hal ini disampaikannya saat penyerahan tersebut. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Kepala Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur KemenPUPR, Panji Krisna Wardana, Selasa (28/5).

Lebih lanjut, Ita mengungkapkan Rumah Apung Tambaklorok nantinya bisa digunakan untuk pertemuan warga seperti arisan, sosialisasi program, atau kegiatan sosial, dan pengajian. Ia pun berharap hal ini bisa membuat menjadi terintegrasi dengan destinasi wisata, bahkan menjadi wisata bahari.

"Saya minta juga untuk maksimalkan. Saya juga akan melihat untuk perencanaan Bapeda, pasar (di sekitar Rumah Apung) itu dibagusin. Tapi saya cek dulu aset pasarnya apa sudah diserahkan ke Pemkot, karena kalau belum tidak bisa. Karena kita bercita-cita kayak Muara Karang atau Muncar Banyuwangi itu, kan sederhana sekali tempat-tempat yang bisa menarik wisatawan. Misal dengan beli ikan dan makan di sini atau bisa mendapatkan hasil kerajinan dari kerang, tulang ikan. Ini bisa menjadi salah satu destinasi wisata bahari," jelasnya.

Sementara itu Panji menyampaikan pembangunan Rumah Apung dari struktur, rangka hingga atap, menelan anggaran sekitar Rp 1 miliar. Bangunan ini memang dirancang untuk mengikuti elevasi air dan anti gempa.

"Kelebihan maintenance sangat murah, selama 8 tahun belum ada indikasi kerusakan apa-apa, walaupun masih uji coba tapi tetap dalam kondisi yang baik," paparnya.

Panji berharap masyarakat dapat memanfaatkan Rumah Apung Tambaklorok sebaik-baiknya. Terlebih perawatan Rumah Apung sangat mudah karena memang struktur yang awet dan tahan lama.

"Perawatan rehab itu biasanya setelah menginjak usai bangunan 22-30 tahun. Tapi secara umum umurnya bisa sampai 50 tahun," pungkas Panji.

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads