Dilansir detikJabar, tim dari Puskesmas Leuwigoong belum lama ini turun tangan untuk mengecek kondisi kesehatan Solihin. Berdasarkan hasil pengecekan, tim dokter menyimpulkan Solihin bukan tidak bisa tertidur selama 4 tahun.
"Sebenarnya bukan tidak tidur. Tapi tidak bisa tidur nyenyak," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Garut Yodi Sirodjudin kepada detikJabar, Selasa (28/5/2024) sore.
Yodi menuturkan gangguan yang ada pada telinga kanan Solihin menjadi biang keroknya. Kondisi itu kemudian diperparah kejadian tewasnya anak dan istri Solihin, yang kemudian mengganggu kondisi psikisnya.
"Jadi intinya tidak bisa tidur nyenyak karena ada dua faktor. Yang pertama, ada gangguan di telinga; yang kedua, kondisi psikologis," pungkas Yodi.
Sebelumnya, Solihin mengaku tidak bisa tidur sejak 2020. Mulanya, Solihin mengeluh sakit kuping. Solihin merasa tidak nyaman karena ada suara mendengung di dalam telinganya. "Pertama memang sakit. Dua mingguan setelah diobati, sakitnya redam cuma ada dengung di telinga. Bunyi. Jadi nggak bisa tidur," kata Solihin kepada wartawan, Selasa, (28/5/2024).
Baca berita selengkapnya di sini.
Simak juga 'Respons Pekerja soal Kebijakan Tapera, Setuju atau Tidak?':
(rdp/idh)