Komandan Kavaleri Minta Maaf Caci Maki Warga Bandung

Komandan Kavaleri Minta Maaf Caci Maki Warga Bandung

- detikNews
Senin, 29 Jan 2007 19:11 WIB
Bandung - Dengan alasan menyelamatkan aset, Komandan Kavaleri memberi peringatan langsung kepada warga. Karena tak digubris, keluarlah makian 'kebun binatang'. Sang komandan pun minta maaf.Dikisahkan dia, dua hari lalu dirinya langsung mendatangi warga dari dua kampung yakni Ciwangun dan Sukawana, Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang sedang membangun akses jalan di Kompleks Vila Istana Bunga."Saya peringatkan mereka untuk menghentikan pekerjaan. Tapi tidak digubris. Saya teriak 'hai monyet, keluar kalian dari sini'. Tapi mereka tetap tidak mau berhenti. Lalu saya bilang 'Anjing kalian, keluar dari sini'. Saya akui secara jantan di sini, memang saya katakan demikian," ujar Komandan Detasemen Kavaleri Berkuda (Dandenkavkud) Letkol Kavaleri Budi Edwar.Hal ini disampaikan dalam musyawarah dengan warga yang difasilitasi Dandim 0609 Kabupaten Bandung/Kota Cimahi Letkol Infanteri Handy Geniardi di Kantor Vila Istana Bunga, Parongpong, Bandung, Senin (29/1/2007)."Jika hal itu dianggap merupakan sebuah kesalahan, saya minta maaf kepada warga atas perkataan saya," ujar Budi dalam pertemuan terbuka itu.Ditegaskan dia, pembongkaran jalan yang sedang dibangun oleh warga Parongpong oleh anggotanya merupakan upaya penyelamatan aset TNI AD."Mereka (warga) tidak pernah izin pada saya. Maka saya nilai pembangunan jalan dan gapura adalah ilegal. Yang saya lakukan ini untuk menyelamatkan aset detasemen," ujar Budi.Menurutnya, persoalan lahan Kavaleri yang dijadikan jalan umum oleh warga merupakan pekerjaan rumah dari pejabat lama. Hal ini merupakan beban tugas yang harus dia selesaikan."Saya punya kewenangan untuk membongkar. Apalagi saya punya perintah dari komandan di atas saya untuk membongkar," ujar Budi yang baru menjabat selama empat bulan ini.Sebenarnya yang menjadi persoalan, kata dia, bukan pelebaran dan pengerasan jalan oleh warga. Namun mengenai pembangunan gapura yang tidak ada izin darinya. "Gapura itu asalnya tidak ada, tapi sekarang ada. Saya minta itu dibongkar," tegasnya.Gapura yang dipersoalkan Budi tersebut dibangun di jalan masuk Kompleks Vila Istana Bunga dengan kawasan pemukiman penduduk. Gapura itu terbuat dari gelondongan kayu bulat setinggi kurang lebih 2 meter dengan lebar 2,5 meter. "Gapura itu terlalu lebar. Jika tetap ingin dibangun, saya minta itu diperkecil," ujarnya.BingungSementara Ketua RW 15 Kampung Ciwangun, Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kosasih, mengaku bingung dengan sikap Budi yang menurutnya tidak pantas."Saya bingung, kenapa Kavaleri langsung menghancurkan jalan dan gapura yang uangnya dari kami sendiri? Kenapa tidak mau sedikit bersabar untuk menunggu," tanyanya.Menurut Kosasih, warga hanya meminta akses jalan, bukan untuk mengklaim tanah milik TNI AD tersebut.Pertemuan yang berlangsung hampir dua jam tersebut tidak mencapai titik temu. Masing-masing pihak masih keukeuh dengan pendiriannya. Akhirnya Dandim 0609 Handy meminta semua pihak menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang bisa menimbulkan permasalahan makin keruh. (ern/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads