.webp)
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor Deni Wismanto mengungkap alasan sopir truk sampah mogok kerja. Salah satunya, adanya permintaan uang operasional.
"Ada keinginan dari teman-teman (sopir truk) bahwa (agar) selama ini ada (uang) operasional di jalan. Sebetulnya di perjalanan banyak hal yang tidak bisa diduga. Namanya di jalan, banyak kebutuhan-kebutuhan," kata Deni, Rabu (22/5/2024).
"Ada proses yang memang belum bisa kita akomodir. (Contohnya) Parkir, ban pecah. Selama ini kebutuhan di jalan itu ditanggulangi oleh sopir. Lama-lama juga mungkin mereka berat, harus jadi beban kita," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Deni mengatakan para sopir meminta pengadaan uang operasional harian minimal sebesar Rp 50 ribu. Uang tersebut untuk menutup kebutuhan tak terduga ketika mengangkut sampah.
"(Jumlah yang diminta) Ya kisaran Rp 50 ribu, dan ketika sopir mengeluarkan uang sendiri mungkin rugi," kata Deni.
Diketahui sebelumnya, sekitar 130 sopir truk mogok operasi sejak pagi tadi. Imbasnya, 500 ton sampah per hari ini tak terangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga di Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
"Iya (Mogok kerja sejak pagi). (Jumlah sopir yang mogok kerja) sekitar 130. Baru (mogok kerja) hari ini, sejak pagi," kata Deni.
Deni mengatakan sekitar 500 ton sampah dari Kota Bogor hari ini tidak terangkut imbas sopir truk mogok. Ia berharap sopir truk kembali beroperasi sehingga sampah tidak menumpuk.
"(Pengangkutan sampah) Untuk sementara terhenti. Hari ini memang terhenti, mudah-mudahan secepatnya mendapatkan solusi. Sampah per hari 400-500 ton. Berarti 500 ton tidak terangkut," kata Deni.
Simak juga 'Saat Mobil Dishub DKI Buang Sampah di Puncak':
(sol/eva)
