"Artinya rekonsiliasi nilai-nilai Pancasila setelah Pemilu 2024 memang diperlukan, antara lain untuk meredakan potensi konflik yang terjadi pada Pemilu 2024," kata Siti Fauziah dalam keterangan, Selasa (21/5/2024).
Menurut Siti Fauziah, rekonsiliasi nilai-nilai Pancasila pasca pesta demokrasi diperlukan untuk meredakan konflik horizontal. Potensi konflik horizontal itu juga terjadi di kalangan mahasiswa misalnya perbedaan pilihan pada Pemilu 2024 di kalangan keluarga mahasiswa.
"Kadang terjadi pilihan mahasiswa berbeda dengan pilihan orang tuanya. Jangan sampai perbedaan pilihan dalam Pemilu 2024 membuat renggang hubungan di antara anggota keluarga. Ini yang harus dipahami," jelasnya.
Selain itu, Siti Fauziah mengungkapkan Pemilu 2024 lalu diwarnai dengan potensi konflik di tengah masyarakat, penyebaran informasi yang tidak valid, banyaknya informasi hoaks dan SARA, serta money politics.
"Bagi peserta Pemilu, bagi para calon anggota legislatif, Pemilu 2024 ini cukup berat. Seperti sering dikemukakan, pada Pemilu 2024 ini money politic masih terjadi," ujarnya.
Siti Fauziah menambahkan rekonsiliasi nilai-nilai Pancasila pasca pesta demokrasi melalui penguatan nilai-nilai luhur Pancasila dapat dilakukan dengan menanamkan pemahaman serta mengamalkan nilai tersebut kepada masyarakat.
Secara khusus kepada generasi muda, penguatan nilai-nilai luhur Pancasila itu dilakukan melalui pengembangan kurikulum pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah maupun kampus.
"Juga dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan rasa cinta kepada negara dan Pancasila melalui kegiatan seni budaya dan keagamaan serta menciptakan toleransi di tengah masyarakat," ungkapnya.
Dalam konteks memasyarakatkan Pancasila secara masif, MPR mensosialisasi Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) dengan berbagai metode seperti Cerdas Cermat, pagelaran seni budaya, focus group discussion.
Sosialisasi Empat Pilar MPR ini untuk menghadapi tantangan kebangsaan seperti melemahnya pemahaman terhadap ideologi Pancasila, degradasi moral generasi muda, konflik horizontal di tengah kondisi politik, ancaman krisis dan hegemoni ekonomi politik global.
Siti Fauziah meyakini masyarakat Riau masih menjaga nilai-nilai luhur Pancasila. Dia meminta mahasiswa untuk menjaga nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong, dan budi pekerti.
"Nilai kekeluargaan dan gotong royong pada masyarakat Riau masih kuat. Inilah salah satu nilai Pancasila. Sekarang nilai-nilai itu mulai berkurang. Nilai budi pekerti di kalangan generasi muda juga mulai luntur. Kita harus menanamkan dan menjaga nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong, dan budi pekerti," pungkasnya.
Sebagai informasi, FKP Sarasehan Kehumasan MPR RI bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi (Prodi) PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) FKIP Unri ini mengambil tema 'Rekonsiliasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kebhinekaan Pasca Pesta Demokrasi'. (akn/ega)