Kenang Salim Said, Rektor Paramadina: Sosok Intelektual dan Mudah Bergaul

Kenang Salim Said, Rektor Paramadina: Sosok Intelektual dan Mudah Bergaul

Rachma Syifa Faiza Rachel - detikNews
Selasa, 21 Mei 2024 14:55 WIB
Rektor Paramadina Didik J Rachbani
Rektor Paramadina Didik J Rachbani (Foto: Rachma Syifa Faiza Rachel/detikcom)
Jakarta -

Rektor Paramadina Didik J Rachbani mengenang Salim Said sebagai sosok intelektual dan punya pemikiran kritis. Ia bersama Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Prof. Nazaruddin Malik, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid, dan Insitut Peradaban menggelar acara 'Doa dan Kenangan Sahabat' Salim Haji Said di Kampus Paramadina, Jakarta Timur.

"Acara ini diinisiasi oleh Paramadina, UMM karena beliau guru besar dan pengajar di sana, kemudian UII karena beliau menyumbangkan hampir 10.000 buku, dan Institut Peradaban karena beliau yang mendirikan, jadi empat itu. Prof. Salim punya pemikiran yang kritis terhadap bangsa dan kemajemukan," ujar Didik, di Universitas Paramadina, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (21/5/2024).

Didik mengenang Salim sebagai ahli politik dan mengkaji masalah-masalah politik dan militer. Ia menilai generasi muda harus mencontoh Salim Said

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beliau itu memblending insting wartawan dan akademik sehingga seperti underground research, research kualitatif mendalam jadi lebih dari yang lain. Beliau juga punya pengalaman politik sebagai duta besar," kata Didik.

Didik mengaku dekat dengan Salim Said walaupun almarhum usianya jauh lebih tua darinya. Ia sering diundang ke rumah Salim Said untuk bertemu dan diskusi.

ADVERTISEMENT

"Secara pribadi dekat, beliau panggil saya Didik, Didik, karena saya jauh lebih muda. Kalau ketemu itu sudah dari dulu waktu beliau di Tempo atau di seminar-seminar, terakhir saya diundang ke rumahnya," ungkap Didik.

Didik mengapresiasi almarhum Salim Said yang menyumbangkan koleksi buku-bukunya ke UII. Buku-buku ini berjumlah hampir 10.000.

"Akhir tahun 2022 dia telepon saya, katanya buku saya ini hampir 10.000 harus diselamatkan. Beliau bilang sudah coba disumbangkan ke salah satu perpustakaan, tapi beliau tidak puas karena hanya digeletakan saja, akhirnya ke UII," kata Didik.

Didik menyebut banyak hal baik yang dapat diteladani dari sosok Salim Said. Menurutnya, kemampuan akademis dan background wartawan Salim Said sangat kuat.

"Beliau hidupnya akademis jadi menulis dan mengkaji, kemampuan menganalisis yang dalam. Background wartawan itu sangat kuat, seperti Majalah Tempo itu investigatif reportnya setara dengan majalah lain," ujar Didik.

"Koleksi bukunya juga langka, bergaul dengan siapa saja. Prof Salim itu terlalu serius, sepertinya humornya perlu diperbanyak lagi," pungkasnya.

(yld/yld)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads