Dunia pers tengah berduka. Prof Salim Said menutup usianya yang ke-80 tahun.
Prof Salim Haji Said adalah tokoh pers dan perfilman nasional, akademisi, cendekiawan, serta duta besar.Mantan Duta Besar RI untuk Republik Ceko itu akan dimakamkan pada siang ini di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Prof Salim sempat dirawat di RS Ciptomangunkusumo. Salim Said merupakan penulis yang aktif merilis sejumlah buku. Salah satu buku yang telah diterbitkannya berjudul 'Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini dan Kelak'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah tokoh turut berbela sungkawa atas kepergian Prof Salim.
Gatot Nurmantyo Kenang Sebagai Guru
Wartawan senior dan tokoh perfilman Indonesia Salim Said meninggal dunia. Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengenang sosok Salim Said yang merupakan guru, dosen, arsip hidup bagi dirinya.
"Almarhum Salim said adalah guru saya, dosen saya, kemudian beliau merupakan arsip hidup. Oleh karena itu, TNI kehilangan sosok, setiap kolonel di TNI pasti pernah jadi murid beliau," kata Gatot kepada wartawan, Minggu (19/5).
Gatot mengatakan Salim merupakan diplomat, sastrawan, tokoh perfilman, tokoh pers dan penulis. Menurutnya, Salim adalah pelaku sejarah.
"Dan beliau adalah diplomat kemudian sastrawan kemudian tokoh perfilman, tokoh pers, dan penulis. Sangat luar biasa karena kalau dijelaskan, beliau adalah pelaku sejarah juga sehingga kita kehilangan," tuturnya.
"Saya hanya mohon kepada semua mendoakan semoga beliau Khusnul khatimah dan membawa iman," tambahnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..
Kata Keluarga
Keponakan Salim Said, Zacky Riyadi, mengenang sosok Salim Said di mata keluarga. Dia menyebut Prof Salim dikenal sebagai sosok yang suportif.
"Beliau yang saya rasakan sendiri sangat inspiratif dan juga suportif, khususnya terkait pendidikan. Jadi mendorong seluruh semua ponakan, saudara, semua keluarga untuk tetap semangat mengenyam pendidikan supaya masa depan lebih baik seperti itu," kata Zacky kepada wartawan di rumah duka Salim Said, Cipinang, Jakarta Timur, Minggu (19/5).
Zacky mengatakan Salim menurunkan warisan untuk semangat belajar ke keluarga. Salim sering melakukan sharing dan terbuka untuk diskusi bersama keluarga.
"Yang jelas, (warisan) semangat untuk belajar. Alhamdulillah, keluarga sangat dan setiap kita ketemu selalu sharing. Sharing diskusi bukan berarti satu arah. Jadi beliau juga tetap open to discussion," tuturnya.
"Jadi dengan orang sehebat beliau, sebesar beliau, tetap membuka ruang diskusi dengan keluarga, dengan ponakan. Jadi itu menurut saya sangat luar biasa, sangat humble," tambahnya.
Karangan Bunga Berjejer
Karangan bunga berjejer di rumah duka Salim Said di Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta. Karangan bunga itu dikirimkan dari presiden terpilih Prabowo Subianto hingga Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai tanda berduka atas wafatnya almarhum Prof. Salim Said.
Dilansir Antara, Minggu (19/5), beberapa karangan bunga yang ditempatkan berjejer di depan dan samping kediaman almarhum per Minggu pukul 01.00 WIB, di antaranya dari Menteri Pertahanan/Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti, politikus Partai Golkar Airin Rachmi Diany, serta aktivis HAM/co-founder Setara Institute Hendardi.
Selain itu, ada pula karangan bunga dari Direktur Kerja Sama Internasional Pertahanan Kemhan RI Brigjen TNI Steve Parengkuan, Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi dan Keluarga Besar KBRI Tokyo, Kepala Staf Kodam (Kasdam) IV/Diponegoro Brigjen TNI Budi Irawan, Deddy Mizwar, Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman dan Keluarga Besar KBRI Bangkok, kemudian ada juga dari Badan Nasional Kebudayaan Pusat PDI Perjuangan, Forum Pemimpin Redaksi Indonesia, Program Studi Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia, dan Keluarga Besar Panji Masyarakat.