Dia mengaku sudah mengajari tim tagana terkait pendirian posko pengungsian dan dapur umum. Dia berharap hal itu dapat berguna saat tim tagana Sumbar mendirikan posko pengungsian.
"Saya ajari tagana-tagana di sana untuk bagaimana ngecek posisi mereka, kalau mereka akan menyiapkan dapur umum dan tempat pengungsian yang baru sudah saya ajari mereka. Mudah-mudahan ini bisa dimanfaatkan dengan baik saat mereka membuat nantinya untuk tempat-tempat pengungsian dan dapur umum baru," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Risma mengatakan masih ada potensi terjadinya bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi. Menurutnya, kondisi itu tak bisa dikontrol.
"Di atas itu masih erupsi dan itu masih tertahan material-material dan ada kemungkinan kalau hujan ada lahar baru," ujar Risma.
"Dia (lahar dingin) keluar di 28 jalur itu dan informasi dari Bupati Agam yang asli di situ pada tahun 75 itu sudah pernah terjadi. Artinya ini berulang," imbuhnya.
Selain itu, dia mengatakan bencana di Kelurahan Pandai Sikek terjadi akibat longsor Gunung Tandikat. Dia mengatakan Kemensos akan mendirikan lumbung sosial tambahan di lokasi tersebut.
"Kemarin ada di 10 di Kelurahan Pandai Sikek itu ternyata setelah saya ke sana, kayaknya bukan dari lahar ternyata betul itu karena longsoran. Nah, ini saya sampaikan karena longsoran saya terus terang juga khawatir kalau tertutup jalur. Di sana ada satu Nagari itu ada satu keluarahan itu Nagari itu kayak kelurahan itu ada 4 jorong itu akan dibentuk 4 lumbung sosial. Nah Kemudian yang lain itu akan kita bentuk lumbung-lumbung sosial yang lain. Jadi ini Desa Pandai Sikek itu berada di antara dua gunung tadi, antara Gunung Tandikat dan Gunung Marapi," tuturnya.
(mib/dek)