Populasi Lebah Menurun, Masyarakat Diminta Bantu Upaya Konservasi

Populasi Lebah Menurun, Masyarakat Diminta Bantu Upaya Konservasi

Erika Dyah Fitriani - detikNews
Jumat, 17 Mei 2024 12:39 WIB
KLHK
Foto: dok. Erika Dyah Fitriani/detikcom
Jakarta -

Upaya konservasi demi menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia tak bisa dilakukan oleh para peneliti atau pakar saja. Peran masyarakat penting untuk ikut melakukan konservasi, salah satunya melalui Citizen Science.

Dalam Pekan Keanekaragaman Hayati Indonesia 2024 di Gedung Manggala Wanabakti KLHK Jakarta, Dosen dan Guru Besar IPB sekaligus Peneliti Lebah Prof. Dr. Damayanthi Buchori, M.Sc mengungkapkan Citizen Science melibatkan masyarakat sebagai bagian dari pengambilan data yang menjadi salah satu upaya konservasi.

Praktik ini bisa dilakukan untuk konservasi berbagai keanekaragaman hayati, termasuk lebah. Damayanthi mengatakan terjadi penurunan populasi lebah (global pollinator decline). Bahkan pada 2020 lalu, tercatat jumlah penurunannya mencapai 57% dari populasi lebah di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini mesti diantisipasi, sebab lebah memiliki peran penting sebagai penyerbuk dari 75% tumbuhan di dunia. Damayanthi mengibaratkan lebah sebagai penghulu yang mengawinkan tumbuhan untuk menjaga ekosistem alam. Ia bahkan menyebut jika lebah hilang dari muka bumi, kehidupan di dunia hanya mampu bertahan beberapa waktu.

"Apa yang bisa dilakukan? Ada Citizen Science. Kalau orang lihat, mereka akan mencatat dan melaporkannya. Kami melakukan pelatihan Citizen Science tentang lebah yang ada di Indonesia, kita lakukan training ke mahasiswa tentang jenis-jenis lebah. Mereka bisa download app, lalu kalau lihat lebah bisa foto dan dikirim ke app tersebut," jelas Damayanthi dalam Talkshow tentang Kisah Penggiat Konservasi di Pekan Keanekaragaman Hayati Indonesia 2024 dari KLHK, Jumat (17/5/2024).

ADVERTISEMENT

"Dari situ kita bisa mendeteksi lebah itu ada di mana saja. Sekarang ada sekitar 1.700 observasi. Ini kalau bisa dikembangkan dan bisa dipakai untuk teman-teman membuat Citizen Science, bisa menyembuhkan jenis-jenis spesies. Jadi kita bisa mendapatkan peta sebarannya," sambungnya.

Selain itu, masyarakat pun bisa berperan menjaga kelangsungan populasi lebah dengan cara sederhana seperti menanam tanaman berbunga dan pepohonan yang menjadi sumber pakan dari lebah.

"Mereka bisa hidup di mana-mana, tapi butuh pakan. Ini hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga lebah bersama-sama. Walaupun kecil dan kelihatan tidak berguna, tapi lebah punya impact besar yang mesti kita jaga konservasinya bersama," tegasnya.

Hal senada pun disampaikan oleh Peneliti sekaligus Dosen UI Dr. Nurul L Winarni yang telah menjalankan Citizen Science untuk kupu-kupu. Nurul mengungkapkan gerakan ini mulai digencarkan saat pandemi, mengingat keterbatasan aktivitas peneliti membuat penelitian banyak yang tertunda.

Pihaknya pun mengajak masyarakat ikut melakukan pendataan tentang persebaran dan jenis kupu-kupu. Juga membuat pelatihan di sekolah serta menyediakan WhatsApp grup untuk anak-anak agar bisa berbagai foto kupu-kupu yang mereka dapatkan. Dari kegiatan ini, didapatkan 2.575 records kupu-kupu dari 168 pengamat.

Ia menjelaskan upaya Citizen Science membutuhkan sejumlah persiapan, seperti menetapkan ruang lingkup dan batasan, serta menyiapkan alat uji coba yang mudah diakses dan dipahami. Utamanya yang berbahasa lokal agar tak membuat bingung masyarakat.

"Penting juga menyediakan platform yang mudah agar semua orang bisa belajar, nggak hanya orang dengan latar belakang biologi atau kehutanan. Inginnya semua masyarakat bisa belajar mengamati kupu-kupu di sekitarnya," harap Nurul.

Dengan upaya bersama-sama ini, pihaknya berharap bisa terus menjaga keanekaragaman hayati di Tanah Air. Sekaligus mendorong keadilan multispesies.

"Kita nggak hidup sendiri, tapi harus mikirin lingkungan kita. Harus memberikan keadilan juga buat hewan di sekitar kita," tandasnya.

Sebagai informasi, dalam kegiatan diskusi ini turut hadir Reza Saputra seorang penemu anggrek dari BBKSDA Papua Barat. Sesi diskusi dimoderatori oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem Suharyono.

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads