Tentang Fenomena Badai Matahari: Penyebab dan Dampaknya

Tentang Fenomena Badai Matahari: Penyebab dan Dampaknya

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Minggu, 12 Mei 2024 17:58 WIB
Solar Dynamics Observatory NASA menangkap gambar jilatan api matahari pada 2 Oktober 2014.
Ilustrasi Matahari (Foto: NASA)
Jakarta -

Badai Matahari (Solar Storm) merupakan salah satu fenomena atau peristiwa alam yang terjadi di luar angkasa. Badai Matahari disebut juga dengan Badai Geomagnetik. Fenomena ini juga memiliki dampak atau pengaruhnya terhadap kondisi di Bumi.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang fenomena Badai Matahari beserta penyebab, proses terjadi hingga dampaknya terhadap Bumi, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini:

Apa Itu Fenomena Badai Matahari?

Apa yang dimaksud dengan fenomena Badai Matahari adalah peristiwa yang disebabkan oleh aktivitas Matahari, yaitu Ledakan Matahari (Flare). Dikutip dari situs resmi Kemendikbud, Ledakan Matahari atau Flare terjadi akibat terbukanya kumparan medan magnet di permukaan Matahari yang dapat memancarkan energi yang sangat besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Flare atau Ledakan Matahari adalah fenomena ketika terbukanya kumparan medan magnet yang berada di permukaan Matahari yang dapat memancarkan energi sangat besar. Sehingga mempengaruhi lingkungan di sekitar Bumi dan menimbulkan efek tidak langsung pada operasi satelit, komunikasi radio dan jaringan transmisi tenaga listrik.

Penyebab dan Dampak Badai Matahari

Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ledakan di Matahari disebabkan oleh adanya aktivitas internal di Matahari yang terjadi karena tingkat aktivitas Matahari yang mengalami pasang surut selama siklus 11 tahunan. Para ahli atmosfer di seluruh dunia, belum mengetahui secara pasti penyebabnya, tapi kemungkinan besar melibatkan gaya magnetik atau reaksi nuklir di dalam Matahari.

ADVERTISEMENT

Pengaruh aktivitas Ledakan Matahari terhadap Bumi, tergantung besar kekuatan ledakannya. Secara umum, dampaknya adalah terhadap kemagnetan Bumi, yaitu berupa fenomena Badai Magnet Bumi (Geomagnetic Storm).

Hal tersebut terjadi karena terjadinya ledakan-ledakan di permukaan Matahari (korona) melontarkan plasma besar yang berisikan partikel bermuatan (angin Matahari) beserta medan magnet berkecepatan tinggi yang menjalar hingga ke magnetosfer Bumi, atau daerah di sekitar planet yang memiliki medan magnet.

Peristiwa lontaran massa korona tersebut atau sering disebut sebagai Coronal Mass Ejection (CME) terjadi ketika menghantam medan magnet di sekitar Bumi (magnetosfer), lontaran partikel bermuatan tersebut dibelokkan oleh lapisan magnetosfer Bumi ke arah garis kutub utara dan kutub selatan. Hal ini menyebabkan dampak dari gangguan Badai Magnet Bumi.

Lebih lanjut, BMKG menyimpulkan bahwa dampak dari ledakan Matahari berupa Badai Magnet Bumi ini relatif aman untuk wilayah Indonesia yang berada pada lintang rendah (khatulistiwa). Hal ini karena perisai Bumi dari pengaruh radiasi partikel angin Matahari (magnetosfer Bumi), titik terkuatnya berada pada lintang rendah.

Menurut Pusat Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dijelaskan pula bahwa Indonesia tidak mengalami dampak yang begitu parah saat Badai Matahari karena letak Indonesia yang berada di khatulistiwa. Akan tetapi tingginya ketergantungan masyarakat di Indonesia terhadap teknologi satelit dan jaringan kelistrikan dapat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di Indonesia secara tidak langsung.

Simak Video: Fenomena Badai Matahari Terbesar Diprediksi Bakal Terjadi di Akhir 2023

[Gambas:Video 20detik]




(wia/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads