Apakah Indonesia Termasuk Negara yang Kena Gelombang Panas?

Apakah Indonesia Termasuk Negara yang Kena Gelombang Panas?

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Sabtu, 11 Mei 2024 12:37 WIB
Ilustrasi cuaca panas
Ilustrasi cuaca panas (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah wilayah di Asia Tenggara mengalami gelombang panas. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI menyebutkan gelombang panas ini berdampak pada sejumlah hal, salah satunya kematian sejumlah warga Thailand.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia termasuk negara yang kena gelombang panas? Berikut penjelasannya.

Apa itu Gelombang Panas?

Gelombang panas (heatwave) adalah fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan dengan kriteria terjadi selama lima hari atau lebih secara berturut-turut di mana suhu maksimum harian di wilayah tersebut lebih tinggi dari 5Β°C atau lebih dari suhu maksimum rata-ratanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena gelombang panas ini umumnya terjadi di wilayah dengan lintang menengah hingga lintang tinggi, seperti di negara-negara Asia bagian utara, Australia, Afrika bagian Selatan, Eropa, dan Amerika.

Apakah Indonesia Kena Gelombang Panas?

BMKG mengatakan bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini termasuk gelombang panas atau heatwave, karena memiliki karakteristik fenomena yang berbeda. Cuaca panas di Indonesia dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan.

ADVERTISEMENT

Wilayah Indonesia terletak di sekitar ekuator dengan kondisi geografis kepulauan dan dikelilingi perairan yang sangat luas. Karakteristik dinamika atmosfernya berbeda dengan daerah yang berada di wilayah lintang tengah dan lintang tinggi.

Wilayah Indonesia juga memiliki variabilitas perubahan cuaca yang sangat cepat. Hal ini menjadikan wilayah Indonesia tidak mengenal gelombang panas. Jadi jelas ya. Menurut BMKG, Indonesia tidak kena gelombang panas.

Fenomena suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia saat ini adalah akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan.

Kondisi gerah yang dirasakan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini juga merupakan salah satu hal yang umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau, sebagai kombinasi dampak pemanasan permukaan dan kelembaban yang masih relatif tinggi pada periode peralihan ini.

Fenomena Panas di Asia

Dalam sepekan ini, sejumlah wilayah di Asia Tenggara dan Asia Selatan (India dan Bangladesh) mengalami suhu udara hingga 45Β°C. Bahkan, Kota Manila mengalami suhu tertinggi yang pernah tercatat.

Badan Meteorologi setempat di kedua kawasan Asia tersebut memperkirakan suhu sangat panas akan berlangsung hingga akhir April 2024 dan meluruh di bulan Mei 2024. Kondisi ini mengakibatkan:

  • Ribuan sekolah terpaksa meliburkan siswanya,
  • Terjadi gangguan kesehatan,
  • Banyak warga yang mengungsi ke taman, resort atau gedung-gedung berpendingin ruangan, seperti mall,
  • Di Thailand, fenomena ini mengakibatkan kematian sekitar 30 orang warganya.

Penelitian ilmiah menyatakan bahwa perubahan iklim menyebabkan gelombang panas (heatwave) menjadi lebih sering, lebih lama, dan lebih intens. Bulan Maret, April, dan Mei biasanya merupakan bulan-bulan terpanas dan terkering sepanjang tahun di Filipina. Namun, kondisi tahun ini diperburuk karena fenomena El Nino masih berlangsung.

Simak Video 'Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Heat Wave':

[Gambas:Video 20detik]



(kny/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads