Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memamerkan berbagai upaya yang telah dilakukan Indonesia dalam membangun ekonomi berbasis hutan di forum United Nation Forum on Forest (UNFF) di Kantor Pusat PBB, New York, Amerika Serikat. Adapun forum tersebut diselenggarakan mulai 6 Mei - 10 Mei 2024.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengatakan ada berbagai upaya yang telah dilakukan Indonesia untuk membangun ekonomi berbasis hutan. Bahkan wajah transformasi tersebut direalisasikan melalui pemberdayaan masyarakat dan sektor-sektor perekonomian publik.
"Kami telah mendistribusikan sekitar 6,4 juta hektare untuk sekitar 9.719 kelompok tani hutan yang melibatkan 1,3 juta rumah tangga. Selain itu, kami juga mendorong 5.400 sektor usaha untuk mendapatkan sertifikat pengelolaan hutan produksi lestari pada tahun 2022," kata Alue Dohong dalam keterangannya, Kamis (8/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan Pemerintah Indonesia telah melampaui target nasional dalam menurunkan angka deforestasi.
"Kami telah melampaui target nasional dalam menurunkan angka deforestasi (pengurangan tutupan hutan) di bawah 0,45 juta hektare, di mana saat ini aktivitas deforestasi tercatat pada angka 0,104 juta hektare pada tahun 2022. Kami juga telah berkomitmen untuk mencapai target alokasi perhutanan sosial seluas 12,7 juta hektare," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Sekretarian UNFF Juliette Biao Koudenoukpo menyambut baik upaya Pemerintah Indonesia yang telah melakukan berbagai upaya untuk mengelola hutan. Pasalnya, hutan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan seluruh manusia dan makhluk hidup lainnya.
"Saya ingin menyampaikan penghargaan yang tulus atas komitmen dan upaya Indonesia untuk mengelola hutan dan penggunaan lahan lainnya secara berkelanjutan," kata Juliette.
Dia pun mengajak agar Indonesia terus memperkuat dalam mewujudkan target Nationally Determined Contribution (NDC) di 2030. Adapun target yang dimaksud yakni pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persern dibandingkan dengan skenario business as usual dan pengurangan sebesar 43,20 persen dengan bantuan internasional di 2030.
"Serta memperkuat kontribusi sektor kehutanan dalam pencapaian target NDC tahun 2030," jelasnya.
Lewat sederet upaya dan komitmen tersebut, Juliette berharap target net zero emission pada 2060 bisa direalisasikan.
"Dan memastikan tercapainya target net zero emission pada tahun 2060," tutupnya.
(prf/ega)