.webp)
Pameran itu digelar di tengah keikutsertaan Indonesia dalam Forum PBB untuk Hutan atau United Nation Forum on Forest (UNFF). Stan pameran dibagi dalam empat bagian yang menjadi konsentrasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Stan itu menampakkan program FOLU Net Sink 2030 sebagai etalase pencapaian dan kontribusi hutan Indonesia dalam menurunkan tingkat deforestasi sekaligus meningkatkan kemanfaatan hutan bagi ekonomi masyarakat. FOLU Net Sink 2030 dalam pameran dielaborasi dalam beberapa bagian, mulai dari Sistem Monitoring Hutan Nasional (Simontana), operasional penanganan dan konservasi habitat hutan lestari dan perhutanan sosial, hingga pameran produk-produk hasil pemanfaatan hutan secara berkelanjutan.
Pembukaan pameran ditandai dengan permainan angklung dari Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Alue Dohong bersama Direktur Sekretariat UNFF Juliette Biao Koudenoukpo serta Duta Besar Republik Indonesia untuk PBB Armanatha Nasir pada Selasa (7/5/2024).
Armanatha mengawali sambutan dengan menyorot gambar bayi badak Sumatera yang terpampang di stan pameran. Dia mengatakan kelahiran bayi badak di Indonesia menjadi hal penting dari aksi progresif Indonesia mengelola lingkungan dan melestarikan hutan.
"Kami berharap bahwa inisiatif ini (menggelar pameran hutan RI) mulai memberikan hasil, tak hanya dalam usaha mengurangi emisi, tetapi juga membawa manfaat lainnya, menyampaikan, bukan hanya dalam hal mengurangkan emisi, tetapi juga membawa banyak keuntungan lain. Salah satu dari mereka bisa dilihat di panel di belakang saya, yang merupakan panel favorit saya, kelahiran bayi badak Sumatera yang disebut oleh media internasional sebagai suatu keajaiban," katanya.
 Indonesia menggelar pameran soal lingkungan di Markas PBB (Idham-detikcom) |
Armanatha juga bicara soal implementasi FOLU Net Sink 2030 yang dicanangkan pemerintah. FOLU Net Sink merupakan kebijakan dan aksi nyata dalam memitigasi hutan dan lahan lain demi memenuhi target pengurangan emisi gas rumah kaca dan dampak perubahan iklim.
"Kelahiran ini merupakan bukti awal bahwa FOLU Net Sink Indonesia telah menuntun ke arah perbaikan lingkungan yang lebih sehat," ujarnya.
Direktur Sekretariat UNFF, Juliette Biao Koudenoukpo, juga memuji langkah Indonesia dalam pelestarian hutan. Dia menilai materi-materi yang terpampang di pameran menunjukkan posisi Indonesia dalam mengurangi angka deforestasi.
"Menurunkan deforestasi dan degradasi hutan adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan untuk mengelakkan perubahan klinik yang berbahaya. Selain itu, menurunkan deforestasi adalah pilihan yang berkualitas untuk mengurangkan emisi global dengan keuntungan paralel untuk biodiversitas dan kemampuan komunitas yang terhubung dengan hutan. Hal ini menunjukkan kemampuan pemerintah Indonesia dan penyelesaian masalah strategis," ujar Julliete, yang berasal dari Benin.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, mengatakan pameran yang diselenggarakan delegasi Indonesia di UNFF merupakan ajang unjuk gigi sekaligus berbagi pengalaman atas praktik terbaik yang telah Indonesia lakukan dalam mengelola hutan berkelanjutan. Dia mengatakan RI berupaya merangkul dukungan internasional untuk terlibat dalam usaha mencapai target net zero emission 2060.
"Melalui pameran ini, Indonesia ingin menekankan bahwa target ambisius untuk iklim dan lingkungan yang berkelanjutan dapat dicapai melalui kolaborasi dan kemitraan," paparnya.
(ids/haf)
