RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior

RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Mulia Budi - detikNews
Sabtu, 04 Mei 2024 18:40 WIB
Poster
Ilustrasi penganiayaan (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Jenazah Putu Satria Ananta Rustika (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang diduga dianiaya seniornya, telah diautopsi. Hasil autopsi mengungkap adanya sejumlah luka di tubuh korban.

"Hari ini telah dilakukan autopsi terhadap jenazah laki-laki inisial P, kelahiran Juni 2005, 19 tahun. Pelaksanaan autopsi sekitar pukul 09.00 WIB dan selesai sekitar pukul 12.00 WIB," kata Karumkit RS Polri Brigjen Hariyanto kepada wartawan, Sabtu (4/5/2024).

Hariyanto mengatakan ada luka pada tubuh korban. Luka itu di antaranya memar di mulut, lengan atas paru-paru, hingga perbendungan organ dalam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara umum didapatkan berupa memar pada mulut, lengan atas dan dada. Luka lecet di bibir, memar pada paru, dan perbendungan organ dalam," ujarnya.

Korban Dianiaya di Toilet

Seperti diketahui, polisi turun menyelidiki kasus ini. Hasil penyelidikan terungkap, peristiwa penganiayaan mahasiswa STIP oleh seniornya itu terjadi di dalam toilet kampus.

ADVERTISEMENT

"Saya rasa CCTV cukup clear untuk menceritakan rangkaian peristiwa itu. Karena peristiwa kejadian di salah satu kamar mandi," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan, Jumat (3/5).

Gidion menyebutkan penganiayaan tidak dilakukan saat kegiatan kampus. Diduga kegiatan yang dilakukan di kamar mandi atas inisiasi terduga pelaku sebagai seniornya.

"Artinya, ini kegiatan yang memang tidak dilakukan secara resmi oleh lembaga. Ini kegiatan perorangan mereka, tidak dilakukan secara terstruktur maupun kurikulum, tapi ini kegiatan inisiasi para siswa," ujarnya.

Polisi mengungkap adanya kekerasan dalam kematian mahasiswa STIP yang bernama Putu Satria Ananta Rustika ini. Korban mengalami luka di bagian ulu hati.

"Ada luka bekas kekerasan. Bagian sekitar ulu hati. Bukan (luka bekas) benda tumpul, tapi luka tumpul. Sebab-sebab meninggalnya masih kita telusuri. Kita masih melakukan pemeriksaan laboratoris secara forensik dilakukan pemeriksaan visum oleh dokter yang berkompeten di RS Polri Kramat Jati untuk mengetahui sebab kematian," ujar Kombes Gidion.

Simak juga Video 'Keluarga Minta Tewasnya Taruna STIP Diusut Tuntas: Biar Plong':

[Gambas:Video 20detik]



(mib/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads