Nama Brigadir Indah Puspitasari selaku Bhabinkamtibmas Desa Cempaka Nuban, Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur, Lampung, kembali diusulkan masyarakat menjadi kandidat Hoegeng Awards 2024. Sosoknya dikenal masyarakat peduli terhadap anak-anak, khususnya pada bidang literasi.
Dia disebut konsisten dalam kegiatan literasi terhadap anak-anak di Desa Cempaka Nuban. Tak hanya di bidang literasi, dia juga aktif memberi edukasi terkait dengan isu kekerasan terhadap anak. Hal itu tak lepas karena Brigadir Indah pernah bertugas di Unit PPA.
detikcom lalu menghubungi pengusul Brigadir Indah, yaitu Ninik, selaku pemilik rumah baca yang digunakan anak-anak untuk belajar dan mengaji. Dia mengatakan Brigadir Indah masih rutin berkeliling ke desa, termasuk mengunjungi rumah baca miliknya tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah baca tersebut menjadi salah satu tempat anak-anak belajar membaca sekaligus mengaji. Anak-anak di Desa Cempaka Nuban masih berkegiatan di sana hingga saat ini.
"Jadi kegiatannya ya masih berjalan, anak-anak ngaji, baca buku gitu. Kegiatannya setiap hari, libur di hari Jumat," kata Ninik saat dihubungi, Senin (1/4/2024).
Pada hari biasa, anak-anak yang datang sekitar 40-45. Namun selama bulan Ramadan, anak-anak yang datang sekitar 20-25. Hal itu karena kegiatan dilakukan pada sore hari menjelang buka puasa.
Ninik mengatakan meski tak setiap hari datang, namun Brigadir Indah aktif memantau kegiatan dan anak-anak di sana. Mereka selalu berkoordinasi terkait kegiatan untuk anak-anak.
"Kegiatan kita itu jadi ketika anak-anak selesai baca (mengaji), mereka baca buku gitu," ujarnya.
![]() |
Rumah Baca Semakin Berkembang
Anak-anak yang hadir berusia 7-10 tahun. Dibanding tahun lalu, Nanik mengatakan ada perubahan di rumah bacanya. Seperti saat ini buku-buku bacaan sudah bertambah banyak.
Selain itu, layanan Posyandu di desa kini berada di dekat rumah baca. Hal itu agar anak-anak sekaligus bisa belajar membaca sambil bermain di sana.
"Jadi sebulan sekali itu mereka datang Posyandu. Sambil nunggu giliran gitu karena memang ada perpustakaan, jadi orang tuanya itu ngelihatin kayak nunjukin ini gambar seperti ini," tuturnya.
Brigadir Indah disebut selalu aktif dalam kegiatan anak-anak di desa, bukan hanya kegiatan literasi seperti membaca. Ninik mengatakan anak-anak di desa ingin menggelar lomba sepeda hias.
Dia mengatakan Brigadir Indah antusias dengan kegiatan tersebut. Kegiatan digelar agar anak-anak tak merasa bosan karena melulu harus belajar dan membaca.
"Lomba supaya anak-anak biar nggak jenuh, biar nggak bosen," ungkapnya.
Konsisten Sejak Awal
Dihubungi terpisah, Brigadir Indah mengatakan kegiatan literasinya itu telah dilakukannya sejak tahun 2022 saat menjadi Bhabinkamtibas. Hingga kini, kegiatan tersebut masih berlangsung. Bahkan, kini anak-anak semakin antusias untuk membaca buku bersama-sama.
Dia mengatakan kini sudah ada motor sendiri untuk berkeliling membawa buku. Motor tersebut dimodifikasi menggunakan boks agar bisa mengangkut banyak buku.
Kini, dia mulai mengenalkan kesenian musik tradisional kepada anak-anak. Sehingga anak-anak di Desa Cempaka Nuban semakin banyak belajar. Gayung bersambut, anak-anak merasa antusias.
"Ini mau ngajar anak-anak main angklung gitu, tapi belum. Angklungnya sudah ada, tapi aku belum sempat. Kemarin sudah sempat ngomong, anak-anak sudah nanya," kata Brigadir Indah.
![]() |
Brigadir Indah juga aktif membangun kesadaran literasi anak-anak di rumah baca milik Ibu Ninik. Rumah baca tersebut kini semakin berkembang secara fasilitas.
"Sekarang lebih dirapiin. Masih sambil ngaji juga kalau setiap sore habis Ashar," terangnya.
Dia rutin menunggu anak-anak pulang sekolah pada siang hari. Ketika anak-anak pulang, dia lalu mengajak anak-anak membaca buku bersama-sama. Buku yang dibawanya beragam, seperti cerita dongeng yang membuat anak-anak antusias.
"Kalau pagi kan bantu pekerjaan kantor pelayanan, kalau siang baru sambang," jelasnya.
Pada awal menjadi Bhabinkamtibmas, dia merasa resah karena sebagian anak-anak belum bisa membaca. Menurutnya, salah satu musababnya karena saat itu metode pembelajaran masih daring saat pandemi COVID-19 masih melanda.
"Terus inisiatif lah saya keliling sambil bawa buku, bacain cerita. Ya udah bisa baca sekarang, apalagi sekarang udah masuk sekolah," ungkapnya.
Cegah Kekerasan Anak di Desa
Tak hanya di bidang literasi, Brigadir Indah juga aktif dalam isu kekerasan anak, termasuk kekerasan seksual. Dia mengajari anak-anak dengan metode bernyanyi bersama.
Brigadir Indah datang ke sekolah-sekolah, lalu memberi edukasi kepada anak-anak. Dia mengatakan anak-anak merasa antusias dengan metode tersebut karena bisa belajar sambil bermain.
"Iya ke sekolah-sekolah imbauan masih, masih lagu-lagu itu nyanyi sama anak-anak. Kadang saya ke PAUD juga anak-anak sambil ngajarin edukasi kekerasan seksual terhadap anak itu. Ngasih tahu mana bagian mana yang nggak boleh disentuh. Sama soal bullying, karena lagi banyak kan kasus soal bullying," bebernya.
Sambil bernyanyi, dia memberi contoh dengan praktik, bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh. Dia juga mengajarkan kepada anak-anak apa yang harus dilakukan apabila ada yang menyentuh bagian tubuh tersebut.
"Sama lagi sekarang kan berita-berita ramai, saya bilangin kalau diiming-imingi permen, makanan, uang, jangan mau pokoknya. Pokoknya teriak kalau dipaksa ditarik sama orang nggak kenal gitu. Saya sampaikan juga ke guru-gurunya kalau misalkan nggak kenal, orang tuanya nggak bisa jemput, konfirmasi dulu ke orang tuanya benar nggak ini misalnya pamannya," imbuhnya.
Brigadir Indah juga memberikan penjelasan kepada orang tua anak-anak tersebut tentang pentingnya edukasi seksual. Hingga hal tersebut bukan suatu hal yang tabu lagi untuk dibicarakan.
Sebab beberapa kasus kekerasan seksual terhadap anak diakibatkan karena tidak mengertinya lingkungan sekitarnya. Selain itu, beberapa kejadian juga tidak dilaporkan dan memilih diam. Padahal sejatinya, kejahatan tersebut patut untuk dilaporkan.
"Saya pelan-pelan ngasih tahu ke orang tua kalau ini memang zaman sekarang beda dengan dulu. Ini harus dijelasin, karena banyak yang nggak ngerti, akhirnya banyak terjadi kekerasan seksual terhadap anak. Akhirnya nggak lapor karena dia diam. Akhirnya ketahuan nanti udah hamil atau apa. Karena banyak kan laporan gitu. Soalnya saya pernah di PPA Polres, entah diituin sama tetangganya, saudaranya. Pelakunya biasanya dari orang-orang terdekat gitu," pungkas dia.