Sejarah hingga Makna Logo Tut Wuri Handayani

Sejarah hingga Makna Logo Tut Wuri Handayani

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Senin, 29 Apr 2024 16:45 WIB
Logo Tut Wuri Handayani
Logo Tut Wuri Handayani (Foto: Dok. Kemendikbudristek)
Jakarta -

Semboyan Tut Wuri Handayani jadi logo Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Logo ini juga biasa digunakan sebagai media visual dalam rangka perayaan hari penting di bidang pendidikan.

Seperti saat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Kemendikbudristek turut mengajak menggunakan logo Tut Wuri Handayani bersama dengan penggunaan logo peringatan Hardiknas. Untuk itu, perlu diketahui informasi terkait logo resminya sebagai berikut:

Link Download Logo Tut Wuri Handayani

Logo Tut Wuri Handayani berbentuk bidang segi lima, dengan latar belakang warna biru dan simbol berupa gabungan antara burung, belencong dan buku. Di atas simbol tersebut tertulis semboyan 'Tut Wuri Handayani'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Link download atau unduh logo Tut Wuri Handayani dapat diakses melalui situs resmi Kemendikbudristek. Logo ini dapat diunduh dalam sejumlah format dokumen untuk digunakan sesuai kepentingan. Berikut daftar linknya:

Uraian Makna Logo Tut Wuri Handayani

Berikut uraian makna dari lambang Tut Wuri Handayani:

ADVERTISEMENT
  • Bidang Segi Lima (Biru Muda) menggambarkan alam kehidupan Pancasila.
  • Semboyan Tut Wuri Handayani digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan sistem pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hadjar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
  • Belencong Menyala Bermotif Garuda Belencong (menyala) merupakan lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup.
  • Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: 'satu kata dengan perbuatan Pancasilais'.
  • Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Adapun arti warna dalam lambang Tut Wuri Handayani:

  • Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci, bersih tanpa pamrih.
  • Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran pengabdian.
  • Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup Pancasila).

Sejarah di Balik Logo Tut Wuri Handayani

Lambang Tut Wuri Handayani sebagai logo Kemendikbudristek (sebelumnya disebut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) ditetapkan berdasarkan:

  • Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.: 0398/M/1977 tentang penetapan Lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tertanggal 6 September 1977.
  • Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2013 tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Semboyan Tut Wuri Handayani terdiri dari:

  1. Ing Ngarsa Sung Tulada artinya "di depan memberi teladan"
  2. Ing Madya Maun Karsa artinya "di tengah memberi ilham (inspirasi)"
  3. Tut Wuri Handayani artinya "di belakang memberi dorongan".

Makna semboyan Tut Wuri Handayani artinya mengikuti dari belakang dengan mempengaruhi. Sehingga, arti semboyan Ki Hadjar Dewantara "ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani" adalah "apabila di depan memberi teladan, apabila di tengah memberi ilham (inspirasi), apabila di belakang memberi dorongan".

Menurut situs Kemendikbudristek, pembuatan semboyan Tut Wuri Handayani pada mulanya bertujuan sebagai persaingan terhadap pendidikan kolonial kala itu. Semboyan ini sudah digunakan dalam dunia pendidikan seperti pemakaian semboyan Tut Wuri Handayani SD (sekolah dasar) dan menjadi bagian dari logo Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Dari semboyan Tut Wuri Handayani terciptalah semangat pendidikan yang tinggi bagi masyarakat Indonesia. Kemudian berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977 tanggal 6 September 1977 semboyan Tut Wuri Handayani dijadikan logo atau lambang Kemendikbudristek saat ini.

(wia/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads