Duduk Perkara Patung Dewi Kencana di Puncak yang Ditolak Warga

Duduk Perkara Patung Dewi Kencana di Puncak yang Ditolak Warga

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Rabu, 24 Apr 2024 07:33 WIB
Patung Dewi Kencana di Puncak Bogor
Potret Patung Dewi Kencana yang ditolak warga Bogor (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Patung Dewi Kencana yang berada di lokasi wisata Pakis Hill, Puncak, Cisarua, Bogor menuai polemik. Sejumlah warga menolak keberadaan patung tersebut hingga akan dibongkar.

Rencana pembongkaran patung Dewi Kencana ini viral di media sosial. Dinarasikan bahwa warga mengecam adanya patung raksasa tersebut.

Warga disebut menganggap keberadaan patung tersebut tidak sesuai kebudayaan lokal dan meminta agar segera dibongkar. Hal itu dilakukan guna menghindari konflik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak kepolisian hingga pemerintah setempat turun tangan terkait polemik patung Dewi Kencana ini. Pemerintah Kabupaten Bogor memfasilitasi mediasi antara warga dengan pihak pengelola Pakuan Hills. Pemkab Bogor berharap polemik patung Dewi Kencana ini selesai dengan musyawarah.

Patung Dewi Kencana Akan Dibongkar

Kepala Bidang Daya Tarik Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bogor, Yuliana Idris, mengatakan patung itu akan dibongkar sesuai kesepakatan.

ADVERTISEMENT

"Info terakhir yang saya dengar, kemarin sudah ada kesepakatan antara kepala desa dan MUI mau dibongkar patungnya," kata Yuliana saat dihubungi wartawan, Selasa (23/4).

Yuliana belum menjelaskan lebih lanjut terkait rencana pembongkaran ini. Saat ini, Disparbud Bogor masih mempelajari masalah terkait patung ini.

"Saya lagi pelajari dulu ya permasalahannya," katanya.


Tujuan Patung Dewi Kencana Dibuat

Pengelola Pakis Hills buka suara terkait keberadaan patung Dewi Kencana tersebut. Humas Pakis Hilss, Jatnika, mengatakan patung tersebut dibuat semata-mata hanya untuk daya tarik wisatawan.

"Ini kan masalah tentang pariwisata, karena Pakis Hills ini kan area pariwisata. Gimana caranya untuk menjadikan daya tarik saja gitu kan supaya pengunjung banyak, tujuan kami ke arah sana," kata Jatnika, saat dihubungi detikcom, Selasa (23/4).

Jatnika mengatakan keberadaan patung Dewi Kencana ini menjadi polemik karena kesalahpahaman. Ia menegaskan patung Dewi Kencana dibuat bukan untuk tujuan negatif.

"Saya nggak tahu ya, pertamanya karana foto patung viral gitu kan. Kalau patung kan dianggapnya kan masyarakat kita mungkin apa, beda keyakinan apa, jadi sudah men-judge. Harusnya ada tabayyun dulu kan, klarifikasi dulu. Ini tidak ada tabayyun, menanyakan, tahu-tahu ramai. Padahal tidak mungkin kami bertujuan negatif," imbuhnya

Pihak Pakis Hills sendiri telah menggelar pertemuan dengan pihak terkait lainnya. Jatnika mengatakan pertemuan tersebut menghasilkan sesuatu yang baik untuk bersama.

"Alhamdulillah kemarin dari MUI Desa Tugu Selatan sudah tabayun kepada pihak kami. Sayapun tetap klarifikasi, komunikasi dengan beberapa elemen supaya mengerti. Tadi juga dari Karang Taruna mengerti juga setelah diterangkan," ujarnya.

"Jadi hanya sebatas destinasi wisata saja untuk daya tarik. Ketemu dengan Ketua MUI Kecamatan Cisarua juga alhamdulillah positif, Pak Camat juga positif. Tinggal mungkin nanti kita ada pertemuan lagi gitu untuk lebih positif lagi, dan kondusif," lanjut dia.


Baca di halaman selanjutnya: diupayakan musyawarah....

Pemkab Harap Polemik Patung Dimusyawarahkan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berharap agar polemik patung Dewi Kencana di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, bisa dimusyawarahkan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bogor mengatakan polemik tersebut tak lepas dari kondisi masyarakat di sana.

"Mungkin kita juga harus sama-sama memahami karena itu adanya di daerah Puncak yang di sana banyak para santri, yang mungkin agak keberatan karena yang bersifat patung atau mungkin berhala," kata Sekretaris Disparbud Kabupaten Bogor Budi CW kepada wartawan di Cibinong, Selasa (23/4/2024).

"Tapi, di sisi lain, kita juga tidak bisa mengunci diri seperti itu. Karena kita memang bukan negara Islam, bukan yang berdasarkan agama. Tapi kita memang sebuah negara yang heterogen," lanjutnya.

Budi mengatakan masyarakat harus memahami secara keseluruhan keberadaan patung tersebut. Bisa jadi, katanya, patung dibuat untuk keperluan seni atau kebutuhan komersial wisata.

"Dari kami sih mungkin sangat berharap segera difasilitasi kalau memungkinkan untuk duduk bareng, para pihak yang keberatan, pihak yang berinisiatif membuat patung tersebut, juga pihak-pihak yang berkepentingan dengan hal-hal tersebut, untuk bisa membicarakan solusinya seperti apa," jelasnya.

Budi mengimbau agar jangan ada hal-hal yang bersifat kekerasan dalam polemik soal patung Dewi Kencana. Dia berharap agar permasalahan bisa dibicarakan baik-baik.

"Mudah-mudahan segera ada titik temu antara pihak itu supaya suasana di wilayah Puncak bisa lebih nyaman. Para wisatawan juga pasti akan keusik juga bila suasananya nggak nyaman," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads