Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ia mengecek kondisi pascabanjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi beberapa saat lalu.
Risma menyampaikan pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas sosial, pemkab, serta Tagana untuk melakukan pemetaan terhadap kawasan di sekitar Gunung Semeru yang mempunyai banyak potensi bencana. Tidak hanya erupsi, tetapi bencana lain seperti banjir bandang lahar dingin, longsor, dan lainnya.
"Memang ada daerah yang potensi bencananya banyak, bisa tiga sampai empat potensi bencana. Nah ini ternyata di Lumajang tidak hanya erupsi Gunung Semeru, tapi bisa juga banjir lahar dingin dan longsor yang tanpa ada erupsi, tapi karena ada sedimentasi sehingga material itu bisa terbawa banjir akibat curah hujan tinggi. Jadi antisipasi maupun persiapannya memang harus lebih detail," jelas Risma dalam keterangan tertulis, Senin (22/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risma mengaku akan menyiapkan call sign atau alarm bahaya bencana. Nantinya, Kemensos akan memandu Pemkab Lumajang untuk menyiapkannya hal tersebut.
"Kami akan pandu dari Jakarta untuk call sign," tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Risma turut menyampaikan duka cita serta memberikan santunan kepada ahli waris tiga korban jiwa banjir lahar dingin Gunung Semeru. Santunan sebesar Rp 15.000.000 per korban jiwa untuk ahli waris.
Ia menerangkan Kemensos telah terjun langsung menangani banjir lahar dingin Semeru di Kabupaten Lumajang dan banjir luapan sungai di Kota Lumajang. Kemensos juga membuka dapur umum pusat pengendalian operasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lumajang untuk memenuhi keperluan kebutuhan makan penyintas di lokasi banjir.
Dapur umum Kemensos yang beroperasi sejak 19 April 2024 telah menyiapkan ribuan makanan berupa nasi bungkus yang layak konsumsi dan memenuhi standar gizi bagi para pengungsi. Menurutnya, Tagana, Pelopor Perdamaian (Pordam), dan Kampung Siaga bencana akan tetap memfungsikan dapur umum sampai Selasa, 23 April 2024 untuk membantu proses pembersihan akibat banjir dan membagikan paket sembako.
Ia menambahkan, tim Kementerian Sosial juga telah membagikan kasur lipat kepada pengungsi di berbagai titik dan pengungsi mandiri.
Selain menyerahkan santunan, dalam kunjungannya Risma pun berdialog dengan Fathur (38), salah seorang keluarga korban banjir lahar dingin Gunung Semeru. Risma menanyakan kronologis bencana yang merenggut nyawa istri Fathur.
"Saya turut berbelasungkawa Pak. Gimana ceritanya kok Ibu sampai menjadi korban?" tanya Risma.
Fathur menjelaskan posisi rumah yang berada di sekitar tebing menyebabkan istrinya menjadi korban. Tebing yang longsor tersebut menghantam rumah tempat tinggalnya yang saat kejadian tengah berada di kamar dan mempersiapkan diri untuk mengungsi. Namun akibat hujan deras, tiba-tiba tebing longsor dan menyebabkan istrinya menjadi korban.
"Saat itu menjelang jam 8 malam. Istri di kamar dan akan keluar untuk mengungsi. Namun tiba-tiba tebing dekat rumah longsor dan dia menjadi korban," ungkap Fathur.
Sebagai informasi, banjir lahar dingin di kaki Gunung Semeru Lumajang terjadi pada Kamis (18/4). Banjir menerjang puluhan desa dan memporakporandakan infrastruktur, seperti jembatan, jalan, hingga fasilitas umum. Ribuan jiwa diketahui mengungsi untuk menghindari terjangan lahar dingin, setidaknya ada 3 orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.
Lihat Video 'Penampakan 2 Ekskavator dan 6 Rumah Rusak Diterjang Banjir Lahar Semeru':