Empat orang melaporkan kasus penipuan oleh pilot gadungan dengan modus bisa meloloskan menjadi pramugari atau pramugara di salah satu maskapai penerbangan. Total kerugian dari empat korban itu adalah Rp 400 juta.
Pendamping korban, Charlie Wijaya, mengatakan para korban telah melapor ke Polres Tangerang Kota. Tiga orang dijanjikan akan diterima sebagai pramugari asal membayar sejumlah uang, sementara satu orang mobilnya digelapkan oleh pilot gadungan tersebut.
Charlie mengatakan pilot gadungan itu menggunakan berinisial MS saat menipu korbannya. Terbaru diketahui jika itu adalah nama samaran.
"Inisialnya SI, MS itu nama samaran. Dia yang menipu. Kemudian korban dj LP nya itu ada tiga, lalu ditambah satu yang digelapkan mobilnya. Total jika dihitung kerugiannya 400 juta dari tiga orang termasuk yang mobilnya digelapkan," ujar Charlie Wijaya saat dihubungi wartawan, Kamis (18/4/2024).
Charlie merinci setiap korban dikenai nominal yang berbeda oleh SI. Sementara ini kerugian yang paling besar baru korban yang mobilnya digelapkan.
"Itu range-nya beda-beda. Ada yang 20an juta, ada yang berapa gitu. Ada yang 90 juta. Kalau dari seluruh korban belum dihitung, karena yang lainnya belum lapor, jadi saya belum bisa bilang. Ini dari empat orang, ada 400 juta, rinciannya mobil 300 juta, yang pramugari 100 jutaan," katanya.
Charlie melanjutkan, total korban dari penipuan ini sebanyak delapan orang. Sebanyak tujuh orang dijanjikan menjadi pramugari atau pramugara, satunya adalah orang yang mobilnya digelapkan.
"Nah kebanyakannya memang yang dijanjikan menjadi pramugari dan pramugara dengan membayar sejumlah uang. Jadi mereka dijanjikan masuk ke salah satu maskapai penerbangan di Indonesia," ucapnya.
Uang yang diminta SI ini ada yang dibayarkan lewat transfer ke rekening, ada juga yang dibayar tunai langsung. Antara korban dan SI ini berkomunikasi lewat pesan singkat WhatsApp.
"Uang itu ada yang ditransfer, ada juga yang tunai," tukasnya.
"Dia ada semacam komunikasi dulu dengan yang bersangkutan melalui WA. Akhirnya ketemu, karena korban berangkat ke Jakarta begitu. Bahkan brosur untuk pendaftarannya, diminta antar ke pusat. Dan sudah diantar, itu modusnya," sambungnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(aik/aik)