Tren kebakaran selama Ramadan tahun ini mengalami penurunan dibandingkan Ramadan tahun sebelumnya. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat angka penurunannya mencapai 4 persen.
"Data kebakaran selama Ramadan, dibanding tahun 2023, frekuensi total turun 4 persen," kata Kepala Dinas Gulkarmat Satriadi Gunawan saat dihubungi, Rabu (17/4/2024).
Satriadi mengatakan sosialisasi kepada masyarakat sebelum mudik Lebaran berdampak terhadap penurunan frekuensi kebakaran, seperti mencabut colokan listrik yang ada di rumah saat mudik hingga melepas tabung gas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah, upaya sosialisasi berdampak terhadap frekuensi kebakaran di bulan Ramadan," jelasnya.
Berdasarkan data dari Dinas Gulkarmat yang diterima detikcom, angka kebakaran terbanyak ditangani oleh dinas Gulkarmat tingkat provinsi, yakni 150 kejadian. Angka tersebut mengalami peningkatan sebanyak 4 persen dari Ramadan tahun sebelumnya.
Meski begitu, sejumlah wilayah melaporkan kenaikan frekuensi kebakaran selama Ramadan, antara lain wilayah Jakarta Timur melaporkan 41 kejadian kebakaran selama Ramadan 2024. Angka itu mengalami peningkatan 20,6 persen dibandingkan tahun 2023, yang hanya melaporkan 34 kejadian.
Kemudian wilayah Jakarta Barat juga meningkat 10 persen. Rinciannya, 30 kejadian dilaporkan selama Ramadan 2023, sementara di tahun 2024 angkanya meningkat menjadi 33 kejadian.
![]() |
Objek kebakaran yang paling banyak terjadi adalah bangunan perumahan. Meski begitu, frekuensinya mengalami penurunan dari sebelumnya pada Ramadan 2023 sebesar 38 persen kini turun menjadi 31 persen.
Sementara itu, penyebab kebakaran paling banyak adalah listrik, kemudian kebocoran tabung gas, bakar sampah, dan lain-lain.
Berikut rincian data tren kebakaran selama Ramadan per wilayah:
1. Provinsi
Ramadan 2023: 150 kejadian
Ramadan 2024: 144 kejadian
Keterangan: selisih 6 kejadian (-4%)
2. Jakarta Pusat
Ramadan 2023: 29 kejadian
Ramadan 2024: 19 kejadian
Keterangan: selisih 10 kejadian (-34,5%)
3. Jakarta Utara
Ramadan 2023: 20 kejadian
Ramadan 2024: 19 kejadian
Keterangan: selisih 1 kejadian (5%)
4. Jakarta Barat
Ramadan 2023: 30 kejadian
Ramadan 2024: 33 kejadian
Keterangan: selisih 3 kejadian (+10%)
5. Jakarta Selatan
Ramadan 2023: 37 kejadian
Ramadan 2024: 32 kejadian
Keterangan: selisih 5 kejadian (-13,5%)
6. Jakarta Timur
Ramadan 2023: 34 kejadian
Ramadan 2024: 41 kejadian
Keterangan: selisih 7 kejadian (+20,6%)