"Bangsa ini disatukan oleh keberagaman dan cara menjaganya adalah dengan memperkuat toleransi antar masyarakat, salah satunya melalui momen Lebaran," ujar Adi dalam keterangan tertulis, Selasa (16/4/2024).
Ia mengungkapkan adanya toleransi mampu untuk membuat bingkai keberagaman yang menjadi bagian di tengah kehidupan masyarakat Tanah Air Indonesia.
Meski demikian, perbedaan suku, ras, dan agama tidak menjadi penghalang berjalannya pembangunan kemajuan bangsa. Toleransi mampu menjadi dorongan untuk menjaga keberagaman yang sudah ada.
"Masyarakat selalu hidup berdampingan satu sama lain, mari bekerja sama menjaga," ungkapnya.
Dengan begitu, Masyarakat akan merasa terjamin stabilitas keamanan dalam negeri serta tidak mudah terpecah dengan beragam isu yang datang berbagai arah.
"Persatuan, kesatuan, dan gotong-royong itu yang menyatukan masyarakat," katanya.
Surabaya memiliki kemajemukan, sehingga kata Awi, kekuatan toleransi bisa didapati disini. Seperti adanya perayaan menjelang hari besar keagamaan, pemerintah kota Surabaya selalu memasang berbagai ornamen tertentu di beberapa titik, salah satunya ditempatkan di balai kota setempat.
Tidak hanya itu, Balai Kota Surabaya juga menjadi lokasi pelaksanaan hari besar keagamaan. Tahun ini digelar Hari Raya Natal dan Nyepi, kemudian berlanjut dengan pelaksanaan shalat ied.
Dengan ini, pemkot Surabaya mampu memberikan kenyamanan serta keamanan bagi seluruh pemeluk agama.
"Situasi sudah sangat terbangun sangat baik, dan saya yakin Pak Wali Kota memikirkan tentang itu," imbuhnya.
Sementara itu Awi berharap perayaan Hari Raya Idul Fitri semakin menyatukan seluruh elemen yang ada di Kota Surabaya.
"Kita saling memaafkan semua kesalahan, membangun persaudaraan, tali silaturahmi, kesatuan, persatuan, dan gotong royong agar negara dan kota ini semakin maju," pungkas Awi.
Simak juga 'Kakorlantas: 30β Lebih Pemudik Belum Kembali ke Jakarta':
(ega/ega)