Pengakuan Pedagang Senang Jika Puncak Macet di Momen Lebaran

Pengakuan Pedagang Senang Jika Puncak Macet di Momen Lebaran

Muchamad Sholihin - detikNews
Sabtu, 13 Apr 2024 13:37 WIB
Para pedagang senang jika Puncak macet
Para pedagang senang jika Puncak, Bogor, macet. (Muchamad Sholihin/detikcom)
Puncak -

Kemacetan di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, menjadi berkah bagi sebagian warga, khususnya para pedagang. Mereka mengaku meraup untung berkali-kali lipat karena banyak pengendara yang terjebak macet membeli dagangannya.

Seperti dialami oleh Entis (65), warga Ciawi, Kabupaten Bogor. Kacang kulit rebus yang dijualnya laris manis dibeli pengendara yang terjebak macet.

"Alhamdulillah sih, laris. Setiap hari bawa 40 kilo, alhamdulillah habis terus ini selama Lebaran," kata Entis saat ditemui di Simpang Gadog, Bogor, Sabtu (13/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Entis menyebutkan setiap hari keluar dari rumahnya sekitar pukul 07.00 WIB. Titik Kemacetan di Simpang Gadog dan ruas tol menuju Simpang Gadog jadi lokasi berdagang.

"Keluar dari rumah jam 07.00 WIB, sampai tengah malam, tapi ya tergantung macetnya gimana. Makin macet ya enak," kata Entis.

ADVERTISEMENT

Pantauan detikcom, Entis tampak sibuk membungkus kacang kulit rebus dan goreng di sisi jalan di Simpang Gadog, Bogor. Entis kemudian menghampiri kendaraan-kendaraan wisatawan yang terjebak antrean menuju kawasan wisata Puncak.

Satu per satu pengendara didatangi untuk ditawari kacang yang sudah dikemas dalam ukuran satu liter dan setengah liter menggunakan kertas yang digulung. Tak peduli panas yang terik, Entis menjajakan dagangannya dan bersaing dengan pedagang asongan lainnya.

"Pak, kacang, Pak. Ada nu (yang) direbus, ada yang digoreng. Kacangnya, Pak," kata Entis kepada para pengendara.

Entis mengaku mendapat uang hasil penjualan kacang hingga Rp 800 ribu jika kondisi lalu lintas macet. Keuntungan ini jauh berbeda ketika arus lalu lintas di kawasan Puncak sedang lancar.

"Rata-rata dapat uangnya sehari ya lumayan. Alhamdulillah kadang Rp 800 ribu, kadang lebih," kata Entis.

"Kalau nggak macet paling Rp 100-200 ribu, kan mobilnya (kendaraan wisatawan) jalan terus, nggak macet. Kalaupun ada yang beli, ya mobilnya yang berhenti. Makanya saya mah senangnya macet, kan saya dagang," kata Entis.

(sol/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads