Diserbu Jelang Lebaran, Tukang Cukur di Jaksel Raup Rp 900 Ribu Per Hari

Diserbu Jelang Lebaran, Tukang Cukur di Jaksel Raup Rp 900 Ribu Per Hari

Taufiq Syarifudin - detikNews
Selasa, 09 Apr 2024 13:45 WIB
Umar, tukang cukur di Pasar Minggu Jaksel sedang melayani pelanggan
Umar, tukang cukur di Pasar Minggu, Jaksel, sedang melayani pelanggan. (Taufiq/detikcom)
Jakarta -

Tukang cukur kebanjiran pelanggan menjelang Idul fitri 1445 H. Mereka bisa mencukur hampir 50 pelanggan dalam sehari.

Misalnya tempat cukur milik Umar (47) di Jalan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dia mengaku pada Minggu (7/4/2024) pelanggannya sempat membeludak.

"Kalau mau Lebaran memang biasanya ramai. Sampai susah napas, nggak bisa istirahat. Kemarin Minggu itu hampir 50 orang yang dicukur. Tapi Senin turun, ada sekitar 20 lebih, nggak kayak biasanya. Tahun lalu malah sampai H-1 lebaran masih rame," ujar Umar saat ditemui detikcom, Selasa (9/4).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umar menceritakan, pelanggannya memang kerap membeludak bahkan sampai malam takbiran. Dia mengungkapkan dalam sehari bisa meraup omzet Rp 900 ribu.

"Kalau kemarin 40-an orang itu, bisa nyampe Rp 900 ribuan sehari," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Umar, saat menghadapi banyak pelanggan, selalu ada saja ceritanya. Misalkan saat Umar kelelahan dan perlu istirahat sejenak, tapi pelanggan minta buru-buru.

"Kalau udah rame gitu, kadang pelanggan mintanya buru-buru. Padahal saya juga perlu istirahat sebentar biar ada tenaga sama konsentrasi lagi. Ada juga kalau pas saya mau salat, pelanggan minta salatnya nanti, padahal salat cuma sebentar. Itu kalau tidak dituruti, mereka kadang ada yang pergi, nggak mau nunggu. Risiko kerja tukang cukur, nggak boleh istirahat," ungkapnya.

Lelah yang dirasakan Umar menurutnya sepadan. Sebab, dengan banyaknya pelanggan, berarti banyak pula pemasukan yang didapat pada hari itu.

"Nah, yang kayak gini disebut capek-capek tapi resep tuh," ucapnya.

Di sisi lain, ketika momen menjelang lebaran biasanya pelanggan yang datang adalah pelanggan-pelanggan yang berasal dari tempat jauh, atau baru pertama kali datang ke tempat Umar. Umar mengatakan tempat cukurnya bisa jadi opsi saat terakhir karena tempat cukur di tempat lain sudah libur duluan.

"Kalau mau Lebaran, yang cukur bukan yang sering ke sini. Ada yang dari jauh-jauh. Mungkin di tempatnya tukang cukurnya udah pada libur," jelasnya.

Umar sudah mulai bekerja sebagai tukang cukur sejak 1997. Sejak saat itu pula dia sudah melanglang buana sebagai tukang cukur di Jakarta.

Sejumlah daerah sudah dijajakinya mulai dari ikut orang hingga buka tempat cukur sendiri. Kini sudah 20 tahun Umar punya usahanya sendiri, dan jalan sekitar 10 tahun membuka tempat cukur di Pasar Minggu.

"Saya sudah sejak lama di Jakarta jadi tukang cukur. Kalau di Pejaten ini mungkin sekitar 10 tahun, sudah dua tempat yang saya pernah coba," katanya.

Tahun ini Umar didampingi oleh rekannya, Sofyan (52). Keduanya sama-sama berasal dari Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Baik Umar maupun Sofyan berencana mudik Lebaran setelah selesai mencukur pada malam takbiran. Kemudian mereka akan mengambil liburan sekitar tiga sampai tujuh hari.

"Kalau saya mau pulang, ya pulang. Tapi kalau tidak, mungkin bakal buka lagi lebih cepat," kata Umar.

Tempat cukur Umar biasanya buka sekitar pukul 09.00 WIB. Kemudian, jadwal tutupnya pukul 21.00 WIB.

"Tapi kalau jelang Lebaran saya tutup bisa sampai jam 22.00 WIB," tukasnya.

(dek/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads