Jakarta - Pemerintah akan meningkatkan kesempatan produsen perlengkapan militer (nonalutista) untuk memasok barang-barangnya ke PBB. Nilai tender perlengkapan ini mencapai U$ 9-10 Miliar per tahun."Saya usulkan kepada Pak Menlu agar dilakukan kebijakan untuk meningkatkan kesempatan produsen nonalutista kita masuk dalam tender yang dilakukan badan-badan PBB," kata Menteri Perindustrian Fahmi Idris.Hal ini diungkapkan Fahmi, usai rapat koordinasi tentang perlengkapan non alutista di Badan Perbekalan TNI, Jalan Cakung Cilincing, Jakarta Utara, Senin (8/1/2006).Fahmi menerangkan nilai tender perlengkapan nonalutista untuk keperluan pasukan perdamaian yang ada di PBB bernilai antara U$ 9-10 miliar per tahun. "Itu cukup besar buat kita ini baru untuk PBB saja," katanyaLebih lanjut, Fahmi menjelaskan produk alutista Indonesia dinilai tidak kalah kualitasnya dengan buatan luar. Hanya lemah di bidang pemasaran internasional. Hal ini perlu diatasi dengan kerjasama berbagai depatemen seperti Mabes TNI, Deplu, Deperindag. "Para atase pertahanan dan atase perdagangan di seluruh KBRI harus mengamati proses tender yang ada di luar negeri dan PBB," katanya.Sementara itu, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan untuk memasuki peluang itu perlu ditingkatnya kemahiran negosiasi antar berbagai instansi. Sebab selama ini ditengarai adanya mafia pemasaran di manca negara termasuk PBB sendiri."Ada kelompok-kelompok yang sering memonopoli aspek-aspek pengadaan disana," tambah Juwono.Juwono sendiri belum mengetahui apakah kerjasama antar instansi untuk memasarkan produk nonalutista ini akan dituangkan dalam bentuk Mou atau bentuk lainya. Hal ini perlu dibahas dalam tingkat jajaran menteri-menteri di bawah Menko Polhukam dan Menko Perekonomian Sedangkan mengenai besaran anggraaan pengadaan nonalutistisa di dalam negeri, khususnya untuk TNI sebesar 40 persen dari nilai anggaran pertahanan.
(nal/wiq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini