Jakarta -
Low cost carrier (LCC) yang diterapkan sejumlah maskapai penerbangan untuk menekan harga tiket adalah hal yang wajar. Namun kebijakan ini harus disertai manajemen yang baik."LCC boleh saja, asal manjemennya juga baik, serta lonsep dan penerapannya tidak mengganggu teknis penerbangan," ujar Koordinator Advokasi Transportasi Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, dalam perbincangan dengan
detikcom, Sabtu (6/1/2007).Dicontohkan Tulus, efisiensi bisa dilakukan dengan penggunaan tiket elektronik sehingga tidak mencetak ulang tiket dan registrasi yang berlembar-lembar. "Jangan mengurangi awak kabin atau meminimalisir pelayanan baik yang berhak diperoleh konsumen. Masalahnya LCC kita masih ada
pressure management dari perusahaan maskapainya," imbuh dia.Menurut Tulus, LCC yang sekarang ini marak di Indonesia adalah dengan memangkas pelayanan seperti dalam pemberian makanan, termasuk menggaji rendah pilot, pramugari atau teknisi, sehingga ada kecenderungan mengeksploitasi."Misalnya, seharusnya ada tiga orang teknisi jadi hanya satu orang. Ini kan efisiensi yang mengganggu teknis penerbangan," lanjutnya.Dikatakan dia, pernah ada kasus di AS ketika menerapkan LCC. Saat itu AS sampai pada tahap pilot membawa makanan dari rumah, karena tidak tersedianya makanan di atas pesawat dan gaji yang minim."Karena itu, terbang yang butuh konsentrasi tinggi jadi terganggu dengan hal-hal yang mungkin mengganggu secara psikologis," tambah Tulus.Menurut studi LKI, tarif murah jelas menyebabkan penurunan kualitas pelayanan. "Karena tidak nyaman, penumpang bisa saja komplain ke pramugari, pramugari lalu bilang ke pilot. Karena mereka digaji kecil jadi ya tidak
all out dan keluhan itu juga mengganggu konsentrasi kerja" jelas Tulus.Karena ini sudah saatnya konsep LCC diperbaiki. Dan pemerintah juga harus lebih ketat dalam mengawasi pelaksanaan LCC tersebut.Terkait soal
maintenance pesawat, Sekjen Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Tengku Burhanudin mengaku lelah membahasanya."Saya bosan dan capek, pembahasannya selalu berputar soal itu-itu saja (sistem di sektor penerbangan, maintenance), jadinya terlalu banyak diskusi. Masalah ini kan harus kita lihat dulu, jadi jangan memperkeruh masalah dengan saling menyalahkan atau bahkan mengadu domba, makin kacau nanti" kata dia.
(aip/nvt)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini